Kehidupan Baru di Pelabuhan Karangantu

- 5 April 2018, 21:45 WIB
Pelabuhan-Karangantu
Pelabuhan-Karangantu

Pelabuhan Karangantu merupakan pelabuhan terbesar kedua, setelah Pelabuhan Sunda Kelapa di Jayakarta. Hal itu tercatat dalam buku "Mengenal Peninggalan Sejarah dan Purbakala Kota Banten Lama" oleh Uka Tjandrasasmita, Hasan M Ambary dan Hawany Michrob. Pada abad ke-16, pelabuhan ini menjadi tempat persinggahan para pedagang, sebelum melanjutkan perjalanan ke benua Australia. Bahkan, Belanda saat pertama kali masuk ke Pulau Jawa pada tahun 1596 memakai jasa pelabuhan ini untuk berlabuh. Setelah lama terkubur sebagai salah satu jejak kejayaan Banten Lama, kehidupan baru seolah hadir di Pelabuhan Karangantu. Sempat terlupakan, pelabuhan itu tiba-tiba ramai diserbu wisatawan. Salah satu daya tarik yang mengundang warga adalah kehadiran dermaga Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu. Dermaga yang menjorok ke laut itu, seolah menjadi tujuan wisata baru yang murah meriah bagi warga. Setiap sore, tidak sedikit warga yang berkunjung untuk menikmati matahari tenggelam di lokasi yang sangat terbuka dengan pemandangan laut yang luas.  Pada hari libur, dermaga ini bahkan sudah dipadati para pemancing sejak pagi buta. "Kalau hari libur, malah pukul 5.00 sudah ramai yang mancing. Kalau hari-hari biasa, paling sore baru ramai," kata seorang pedagang di sekitar dermaga, Siti, baru-baru ini. Dia mengaku sudah lama berjualan di sekitar dermaga Pelabuhan Karangantu. Sejak ada dermaga, kata dia, banyak warga yang datang untuk sekadar santai dan berlibur. "Sekarang yang jualan tambah banyak," ujarnya. Seorang pengunjung dermaga, Roni, mengaku sering memanfaatkan waktu senggang di dermaga Pelabuhan Karangantu. Pada hari libur, dia bersama rekannya sudah berada di lokasi sejak pagi untuk memancing ikan. "Di sini ikan kiper. Setelah Salat Subuh, langsung berangkat. Udaranya segar, pemandangannya juga luas lihat laut," ujarnya. Di lokasi ini, tidak sedikit warga yang datang hanya untuk duduk santai sambil melihat lalu lalang kapal-kapal nelayan. Sebagian warga menyebut Pelabuhan Karangantu sebagai pantai 'gope'. Disebut pantai gope, karena pengunjung yang sebagian besar menggunakan kendaraan sepeda motor, harus membayar tiket masuk seharga Rp500. (Tresna Mulyanawati)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x