KABAR BANTEN - Malam Nuzulul Qur'an menjadi momentum bahagia bagi seluruh umat islam yang terjadi di bulan Ramadhan.
Dalam memperingati Nuzulul Qur'an ini dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda di setiap kota yang ada di Indonesia.
Terdapat sejumlah tradisi yang di lakukan masyarakat saat memperingati Nuzulul Qur'an di berbagai kota di Indonesia.
Baca Juga: Mabacca baca, Tradisi Unik Suku Bugis Saat Ramadhan Sebagai Ungkapan Syukur
Seperti yang kita ketahui bahwa Nuzulul Qur'an adalah malam diturunkannya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.
Dimana peristiwa nuzulul qur'an ini diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan, selain beribadah, umat islam memperingati Nuzulul Qur'an dengan sejumlah perayaan atau kegiatan.
Di setiap daerah ini tentunya memiliki tradisi yang berbeda dalam dalam memperingati malam Nuzulul Qur'an.
Sebagaimana dikutip Kabar Banten dari Youtube Kanal Dunia Islam, berikut ini beberapa tradisi dalam memperingati Nuzulul Qur'an di berberapa kota di Indonesia.
1. Tradisi Kuah Beulangong
Bagi masyarakat Aceh, tradisi Kuah Beulangong ini selalu ada pada saat memperingati malam Nuzulul Qur'an.
Tradisi Kuah Beulangong ini merupakan Khanduri Tamaddaroih atau kenduri (permintaan do'a) tanda tamat tadarus Al-Qur'an untuk memperingati Nuzulul Qur'an.
Pada tradisi kenduri ini biasanya masyarakat Aceh menyajikan aneka masakan dan berbagai jenis kue.
Salah satu menu utama kenduri Nuzulul Qur'an di Aceh adalah Kuah Beulangong.
Kuah Beulangong adalah makanan yang terdiri dari daging sapi atau kambing yang dicampur dengan nangka muda serta bumbu yang khas.
Biasanya menu ini dimasak di dekat masjid dalam kuali besar atau beulanga secara gotong royong dan dimakan bersama-sama.
Selain itu menu ini juga di lengkapi dengan aneka sayuran pelengkap seperti batang pisang, pisang kepok muda dan labu.
Baca Juga: 10 Tafsir atau Arti Mimpi yang Berhubungan dengan Al Qur'an
2. Tradisi 1000 Tumpeng
Tradisi 1000 Tumpeng adalah salah satu tradisi Nuzulul Qur'an yang biasa digelar keraton Kesunanan Surakarta.
Dimana dalam acara tradisi ini tumpeng diarak dari keraton menuju joglo Sriwedari Solo saat memperingati Nuzulul Qur'an yang digelar pada malam 21 Ramadhan.
Tradisi ini juga disebut dengan tradisi maleman Sriwedari, arak-arakan ini menyimbolkan sahabat Nabi Muhammad SAW saat menyambut kedatangan Nabi usai menerima wahyi atau Al-Qur'an dari Allah SWT.
Setelah mengarak tumpeng, masyarakat boleh memakan nasi tumpeng tersrbut.
3. Tradisi Maleman
Tradisi maleman merupakan tradisi Nuzulul Qur'an yang diperingati di Lombok.
Biasanya tradisi ini dimulai dengan menyalakan suluh penerang yang dibuat secara tradisional dari buah jamplung
Obor dilah jojor ini dinyalakan setelah shalat maghrib, dan setelah itu masyarakat akan shalat bersama.
4. Tradisi Do'a bersama
Selain tradisi khusus, malam Nuzulul Qur'an juga diperingati dengan rangkaian acara yang digelar di masjid-masjid.
Mulai dari khataman Al-Qur'an hingga do'a bersama, umat islam dianjurkan untuk memperingati Nuzulul Qur'an sebagai salah satu bentuk syiar.
Selain itu, malam Nuzulul Qur'an juga dapat diperingati dengan melakukan sejumlah amalan sunah seperti tadarus Al-Qur'an dan mengamalkan kandungan Al-Qur'an.
Itulah informasi tentang berbagai tradisi dalam memperingati Nuzulul Qur'an di benerapa kota di Indonesia, semoga informasi ini bermanfaat.***