Jadi Buzzer Bayaran Pemilu 2024 Halalkah Uangnya? Begini Penjelasan Buya Yahya

15 Desember 2023, 11:00 WIB
Ilustrasi penjelasan Buya Yahya terkait buzzer politik pada pemilu 2024. /Tangkapan layar/YouTube Buya Yahya

KABAR BANTEN - Sekarang ini perkembangan teknologi semakin pesat, kemunculan buzzer semakin menjamur, terlebih menjelang pesta demokrasi seperti pemilu 2024 mendatang.

 

Menjelang pemilu 2024 di Indonesia yang akan diselenggarakan pada Februari 2024, saat ini buzzer telah menjadi salah satu bagian dari panggung politik, dimana buzzer merupakan strategi marketing guna mempromosikan suatu produk melalui media sosial.

Namun, dengan berjalannya waktu, keberadaan buzzer juga kerap digunakan untuk propaganda atau untuk mendongkrak elektabilitas tokoh atau partai politik.

Baca Juga: Terlanjur Melanggar Sumpah Atas Nama Allah? Begini Cara Menebusnya Kata Ustadz Abdul Somad dan Buya Yahya

Lantas bagaimana hukumnya menjadi buzzer pada pemilu 2024 halalkah uangnya menurut syariat Islam mari kita simak penjelasan dari Buya Yahya?

Sebagaimana dikutip Kabar Banten melalui kanal YouTube Buya Yahya.

Begini penjelasan Buya Yahya terkait keberadaan buzzer yang kerap dijadikan propaganda untuk mendongkrak elektabilitas tokoh ataupun partai politik jelang pemilu 2024.

Tentunya cukup banyak yang penasaran serta bertanya-tanya berapa bayaran yang diterima buzzer politik?

Ternyata bayaran yang diterima buzzer politik terutama saat menjelang pemilu mendapat bayaran yang cukup tinggi.

Konon pada saat pemilu 2019 lalu, para buzzer politik ini mendapatkan bayaran dikisaran antara 1 juta hingga 50 juta rupiah tergantung pada kontrak yang mereka sepakati.

Selain itu, para buzzer politik juga kerap mendapatkan barang-barang mahal dan mewah seperti fasilitas mobil pribadi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

Adapun untuk cara kerja buzzer itu sendiri begitu terorganisir antara yang satu dengan yang lainnya mereka terdiri atas ketua Pembina hingga anggota.

Untuk tugas Pembina sendiri adalah memberikan isu kepada anggota yang nantinya diramaikan di media sosial dengan tujuan mendominasi opini publik dan yang menjadi target para buzzer ini adalah masyarakat kelas pendidikan rendah.

Secara sederhananya, bayaran para buzzer politik ini memang begitu menggiurkan, namun tidak semua orang mau karena khawatir bertentangan dengan syariat Islam.

Dalam hal ini Buya Yahya menjelaskan bahwa kita jangan mendukung tokoh politik suatu partai kecuali atas kesadaran akal kita sendiri bukan kesadaran hawa nafsu.

Dengan akal cerdas kita dan sesuai dengan kemampuan kita dalam memahami calon, jadi jangan sampai kita memilih tanpa kita pikirkan terlebih dahulu bukan hanya sekedar ikut-ikutan.

Baca Juga: Apa Itu Istidraj? Disebut Kenikmatan Dunia Padahal Azab Allah, Begini Penjelasan Ulama

Dalam hal ini harus ada ijtihad sesuai kemampuan kita, karena ijtihad dalam ini meski ijtihad tersebut salah tapi kita tidak akan dihukum, Tarang Buya Yahya.

Lebih lanjut Buya Yahya mengatakan: "ketika kita direkrut menjadi buzzer politik untuk mendukung salah satu tokoh politik karena mendapatkan bayaran lantas kita mempromosikan elektabilitas tokoh politik tersebut sementara kita tidak suka denganya berarti kita munafik".

Jika kita Mendukung salah satu tokoh politik sebagai sebatas ijtihad kita, meski berbeda dengan yang lain kita harus memiliki adab dan tatakrama.

Jika kita direkrut menjadi buzzer salah satu tokoh politik, tentunya tokoh itu harus kita yakini sebagai orang yang layak untuk didukung.

Apabilah kita menjadi buzzer salah satu tokoh politik dalam pemilu nanti kita jangan munafik, dalam arti mendukung tapi kita sendiri tidak suka dengan orang tersebut.

Bagaimana jadinya apabila negara ini dikuasai oleh orang yang hanya mementingkan keuntungan pribadinya maka negara itu akan hancur.

Namun jika kita jujur meskipun kita salah dalam memilih, maka itu tidak jadi masah karena hari kita masih selamat.

Apabila kita mendukung salah satu tokoh politik dalam pemilu 2024 dengan cara mempromosikannya maka itu sah karena sesuai dengan keyakinan kita.

Bagi para buzzer politik ataupun yang lainnya harus bersikap jujur dan jangan berlebihan, sanjunglah pilihan kita sesuka hati jangan mencaci pilihan orang lain.

Jangan terlalu tinggi dalam menyanjung sesorang karena itu akan menghukumi umat sendiri, lalu bagaimana jika dia memang orang yang tidak baik.

Sanjunglah pilihan kita sesuai kejujuran dan hati nurani kita, janganlah mencaci maki pilihan orang lain karena akan menimbulkan permusuhan.

Baca Juga: Siap Menikah tapi Bingung Cari atau Pilih Jodoh? Simak Penjelasan dari Ustadz Khalid Basalamah

Kita mesti menghargai pilihan orang lain, jangan mencacinya agar dalam pemilu 2024 nanti lancar dan damai.

Itulah penjelasan Buya Yahya terkait buzzer politik pada pemilu 2024 harus adanya kehati-hatian dalam berijtihad atau menentukan pilihan tidak hanya ikut-ikutan, dan juga tidak terlalu ambisius harus tetap mengedepankan adab tatakrama agar agar Indonesia tercinta ini tetap aman damai dan tentram.

Bersihkan hati jangan saling mencaci karena beda pilihan itu biasa dalam proses demokrasi, kita satu bangsa bahkan berbeda-beda agama, namun kita harus tetap bersatu dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia, jangan sampai gara-gara buzzer yang ambisius suasana jadi keruh hingga muncul pertikaian, semoga informasi ini bermanfaat.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Buya Yahya

Tags

Terkini

Terpopuler