Sehingga Ustaz Abdul Somad atau yang akrab diringkas menjadi UAS, menegaskan, bahwa Hadits itu Dhaif atau lemah.
Ustaz kelahiran 18 Mei 1977 itu mengkontradiksikan Hadits tersebut dengan sejarah Perang Badar.
Baca Juga: Jalani Puasa di bulan Ramadan, Begini Sejumlah Fakta Menarik yang Terjadi pada Tubuh
“Saya sampaikan, Hadits itu Dhaif, lemah, dan tidak bisa digunakan untuk membenarkan tidur siang berlebihan. Nabi tak pernah mengajarkan tidur-tidur santai, perang Badar saja bulan puasa, 17 Ramadan tahun kedua,” ujar UAS.
Ustadz yang dikenal kerap berceramah dengan gaya bahasa logat Melayu itu menegaskan, Nabi Muhammad SAW Perang Badar di usia 55 tahun.
"Dengan usia tak lagi muda, Nabi masih bersemangat meski sedang berpuasa. Pada prinsipnya, dalam ibadah, semuanya batal, sehingga ada dalil yang memerintahkannya," kata UAS dipertengahan video yang berjudul 'Amalan 24 Jam Selama Ramadhan'.
Baca Juga: Tadarusan, Tradisi yang Masih Melekat di Masjid Darul Mutaqien Kota Cilegon
Diketahui, dalam hal bab tidur bagi orang yang berpuasa di bulan Ramadan ini ada sebuah Hadits yang sering didengungkan pada saat Ramadan datang, yaitu yang berbunyi.
نَوْمُ الْصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصَمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ
“Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tasbih, amalnya dilipatgandakan (pahalanya), doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni,”