Salat Tarawih Berjamaah atau Sendiri, Mana yang Lebih Baik?

- 14 April 2021, 20:48 WIB
Suasana salat tarawih perdana Ramadan 1442 H di Masjid Al A'Raaf Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin, 12 April 2021.
Suasana salat tarawih perdana Ramadan 1442 H di Masjid Al A'Raaf Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin, 12 April 2021. /Kabar Banten/Purnama Irawan

Alasan yang mendasari itu adalah berdasarkan sunnah Rasulullah SAW yang dihidupkan oleh Umar dan para sahabat dan hal ini sudah menjadi simbol agama islam yang nampak pada bulan ramadan seperti halnya sholat Ied.

Baca Juga: Jika tak Ingin Merugi, Hindari Berburu Bukaan Puasa di Waktu - Waktu Ini

Bahkan Ath-Thohawy berlebihan sehingga mengatakan bahwa salat tarawih secara berjamaah adalah wajib kifayah.

Salat tarawih memang dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits berikut ini.

"Kami berpuasa Ramadan bersama Rasulullah SAW dan beliau tidak berdiri (salat lail) bersama kami sedikitpun dari bulan itu kecuali setelah tersisa tujuh hari. Kemudian beliau berdiri (mengimami) kami sampai berlalu sepertiga malam. Dan ketika malam keenam (dari malam yang tersisa) beliau tidak berdiri (mengimami) kami. Kemudian saat malam kelima (dari malam yang tersisa) beliau berdiri (mengimami) kami sampai berlalu seperdua malam.

Maka berkata : “Wahai Rasulullah, andai kata engkau menjadikan nafilah untuk kami Qiyam malam ini,” maka beliau bersabda : “Sesungguhnya seorang lelaki apabila ia sholat bersama imam sampai selesai maka terhitung baginya Qiyam satu malam,”.

Baca Juga: Nama-nama Julukan Bulan Ramadan yang Ada di Al-Quran dan Hadits, Apa Saja? Berikut Rangkumannya

Ketika malam keempat (dari malam yang tersisa) beliau tidak berdiri (mengimami) kami, saat malam ketiga (dari malam yang tersisa) beliau mengumpulkan keluarganya, para istrinya dan manusia lalu beliau berdiri (mengimami) kami sampai kami khawatir ketinggalan Al-Falah.

Saya rawi dari Abu Dzar bertanya : “Apakah Al- Falah itu?” (Abu Dzar menjawab : “Waktu sahur”. Kemudian beliau tidak berdiri lagi (mengimami) kami pada sisa bulan,” (HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasa`i, Ibnu Majah).

"Kami berdiri (sholat) bersama Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam di bulan Ramadhan pada malam 23 sampai sepertiga malam pertama, kemudian kami berdiri (sholat) bersama beliau pada malam 25 sampai seperdua malam, kemudian kami berdiri (sholat) bersama  beliau pada malam 27 sampai kami menyangka tidak mendapati Al-Falah yang mereka namakan untuk waktu sahur,” (HR. Ibnu Abi Syaibah, Ahmad , An-Nasa`, Ibnu Khuzaimah  dan Al-Hakim).

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x