Menariknya Curhatan Si Kaya dan Si Miskin Kepada Cicit Nabi Muhammad, Kisahnya Sarat Makna, Patut Jadi Acuan

- 24 September 2021, 12:12 WIB
Cerita Habib Ja'far tentang kisah curhatan si kaya dan si miskin kepada cicit Nabi Muhammad
Cerita Habib Ja'far tentang kisah curhatan si kaya dan si miskin kepada cicit Nabi Muhammad /Tangkapan layar youtube Jeda Nulis

KABAR BANTEN - Berbicara mengenai seseorang yang kaya dan seseorang yang miskin hingga saat itu sangat menarik diperbincangkan. 

Kategori kaya dan miskin saat ini, seseorang disebut kaya jika orang tersebut berkelimang harta miliki banyak uang, aset, dan lainnya.

Sementara seseorang disebut miskin, kebalikannya yakni orang yang tidak memiliki harta seperti uang, aset, dan lainnya.

Baca Juga: Jadwal Tayang dan Spoiler Drama Korea The Great Shaman Ga Doo Shim Episode 10

Termasuk, dimasa lampau pun kebanyakan orang menganggap hal demikian, dan tidak banyak yang menyadari makna kaya dan miskin sebetulnya.

Dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari Chanel YouTube Jeda Nulis, Habib Ja'far menceritakan kisah si kaya dan si miskin yang curhat kepada cicit Nabi.

Pada suatu hari, datang lah si kaya kepada cicit Nabi dan curhat mengenai kegelisahan yang dialamainya.

Baca Juga: 10 Arti Mimpi Kekerasan, Berkaitan dengan Pertanda Tidak Baik Dalam Kehidupan Nyata

"Si kaya raya tersebut bercerita kepada cicit Nabi Muhammad, bahwa hatinya tak bisa mencintai dengan tulus kepada Nabi Muhammad," ujar Habib Ja'far menceritakan.

Lebih lanjut, Habib Ja'far mengungkapkan bahwa si kaya tersebut entah mengapa tidak dapat mencintai Nabi Muhammad dengan tulis meski sudah berusaha sedemikian rupa.

Ia pun rela untuk menukar seluruh hartanya untuk siapa saja yang dapat membuat ia bisa mencintai Nabi Muhammad dengan tulus.

Baca Juga: Menariknya Kisah Orang Badui Arab Kencing di Dalam Masjid Tapi Nabi Tidak Marah, Ternyata Inilah Alasannya

Kemudian, cicit Nabi Muhammad pun menyarankan kepada si kaya untuk banyak solawat kepada Nabi Muhammad dan meneladani akhlaq Nabi Muhammad sebisa yang dia lakukan.

Karena, seorang pecinta tidak akan sampai kecintaan kepada yang dicintainya kecuali terus menyebut namanya dan meneladani apa yang dilakukan orang yang dicintainya.

Kemudian, setelahnya, datang si miskin kepada cicit Nabi untuk curhat keresahannya juga.

Baca Juga: Ria Ricis Banjir Pujian karena Melakukan Tarian di Momen Lamaran

Si miskin mengungkapkan bahwa dia begitu mencintai Nabi Muhammad dengan tulus.

Tapi, entah kenapa, ia menceritakan bahwa hidupnya hanya begini-begini saja, hanya berkecukupan tidak kunjung menjadi kaya, padahal sudah melakukan berbagai usaha agar bisa menjadi kaya.

Cicit Nabi Muhammad pun menceritakan bahwa beberapa saat sebelum si miskin datang, sudah ada si kaya yang datang.

Baca Juga: Dindikbud Kabupaten Serang Sebut Masih Ada Orang Tua Tak Izinkan Anaknya Divaksin Covid-19

Cicit Nabi Muhammad menceritakan kepada si miskin bahwa ada seorang yang kaya raya datang menceritakan bahwa ia tak bisa membawa hatinya mencintai Nabi Muhammad dengan tulus.

Lalu, ia juga rela memberikan semua harta naya kepada seseorng yang bisa membuatnya mencintai Nabi Muhamad dengan tulus.

Setelah menceritakan itu, Cicit Nabi Muhammad pun memberikan solusi kepada si miskin.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Lelaki Ini Duduk di Luar atau Dalam Rumah? Ketahui Sifat Aslimu di Sini

Jika si miskin berkenan, maka cicit Nabi akan pindahkan rasa cinta tulus kepada Nabi muhammad yang ada dihatinya ke hati si kaya tersebut.

Kemudian, cicit Nabi nantinya akan meminta si kaya menyerahkan semua hartanya sebagai imbalan bahwa si kaya berjanji akan membayar dengan semua hartanya bagi siapa saja yg bisa membuatnya cinta kepada Nabi Muhammad dengan tulus dan utuh.

Mendengar cerita dan solusi dari Cicit Nabi tersebut, si miskin berkata kepada cicit Nabi bahwa ia tidak akan menukarkan cinta tulusnya kepada Nabi Muhammad dengan harta kekayaan.

Baca Juga: Chelsea Vs Manchester City, Uji Ketangguhan Pemuncak Klasemen Liga Inggris 2021-2022

Bahkan, jika ditukarkan dengan kekayaan dunia seisinya, si miskin menjelaskan bahwa dia tidak akan pernah menukarkannya.

Mendengar hal itu, maka kemudian cicit Nabi Muhammad berkata kepada si miskin, bahwa dirinya adalah orang yang paling kaya.

Karena, kecintaannya yang tulus kepada Nabi Muhammad yang ada sebagai karunia dalam dirinya yang telah hargai melebihi dunia dengan seisinya.

Baca Juga: Weton Jumat Pon: Puncak Kejayaan, Hari Naas dan Hari Keberuntungan Menurut Primbon Jawa

Mendengar hal itu, si miskin pun menyadari menangis dan memeluk cicit Nabi dan pulang dengan hati gembira serta perasaan yang sangat beruntung dan si miskin merasa sejak itu dia adalah orang yang paling kaya.

Dari kisah si kaya dan si miskin itu lah, kata Habib Ja'far bahwa kaya tidak melihat dari jumlah harta namun kekayaan utama adalah kemampuan hati untuk memaafkan, mencintai Nabi, dan dekat kepada Allah sehingga ia tidak akan pernah merasakan kesedihan dan ketakutan dalam hidupnya.

"Islam mendidik menjadi seorang yang kaya dengan kesadaran bahwa kekayaan utama adalah kedekatan kepada Nabi Muhammad dan Allah sehingga kekayaan materi yang dimiliki akan diupayakan untuk jembatan mendekatkan diri kepada Allah dan Nabi Muhammad," ujar Habib Ja'far.***

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah