Mengenal Tradisi Rebo Wekasan, Asal Usul dan Amalan yang Dianjurkan Ulama

- 5 Oktober 2021, 20:25 WIB
Ilustrasi orang sedang berdoa. Rebo Wekasan merupakan tradisi yang dianjurkan untuk memperbanyak sedekah dan shlalat sunnah hajat lidaf'il bala.
Ilustrasi orang sedang berdoa. Rebo Wekasan merupakan tradisi yang dianjurkan untuk memperbanyak sedekah dan shlalat sunnah hajat lidaf'il bala. /Pixabay

Buya Yahya mengatakan Rebo Wekasan konon berasal dari kisah seorang orang shalih.

“Bolehkah mempercayainya?. Jika ada orang shaleh menyampaikan tentang sebuah kejadian.  maka apabila tidak bertentangan dengan syariat, bebas mempercayai atau tidak. Misalnya, “Aku lihat di gunung di sana ada 60 harimau. Pernyataan tersebut tidak ada urusan dengan syariat, maka bebas mempercayai atau tidak,” katanya.

Baca Juga: Ini Orang Pertama Dirikan Salat Jumat, Hari Raya Selain Idul Fitri dan Idul Adha, Sebelumnya Disebut Arubah 

Namun sebaliknya, kata Buya Yahya, misalkan, seseorang dapat ilham dengan menyatakan besok boleh minum khamr, hal itu bertentangan dengan syariat maka dilarang mempercayainya.

Menurut Buya Yahya, ilham itu dibahas kalangan ulama. “Ilham itu bukan hujjah. Ilham boleh dipercaya kalau tidak bertentangan dengan syariat,” jelasnya.

Baca Juga: Tiga Macam Ujian dan Derajat Kesabaran Manusia

Demikian pula, tegas Buya Yahya, ilham tidak wajib dipercaya, tapi bagi yang mempercayainya hendaklah dengan amalan yang tidak bertentangan dengan syariat Islam seperti sedekah dan shalat. Asalkan, bukan mengamalkan dengan cara yang bertentangan syariat Islam.

Sejumlah kalangan ulama menganjurkan amalan shalat sunnah hajat lidaf’il bala pada pagi Rebo Wekasan dengan empat rakaat setelah baca surat Al Fatihah membaca surat Al Kautsar 17 kali, Al Ikhlas 5 kali dan Al-Falaq dan An Naas 1 kali.***

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah