Neraka Huthamah, Benarkah Mereka yang Suka Gibah adalah Calon Penghuninya?

- 15 November 2021, 19:23 WIB
Ilustrasi Neraka Huthamah, yang di antaranya masuk sebagai calon penghuninya adalah mereka yang suka gibah.
Ilustrasi Neraka Huthamah, yang di antaranya masuk sebagai calon penghuninya adalah mereka yang suka gibah. /Pixabay/ParallelVision/

Dikemukakan, tingkatan ini akan dihuni oleh para ahli tauhid. Mereka akan mendapat siksa sesuai dengan kadar dosa dan kesalahan. Kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam neraka, sehingga tingkatan ini pun menjadi kosong, sebagaimana dijelaskan oleh al-Qurthubi. 

Diriwayatkan setelah menyebutkan para penghuni enam tingkatan neraka paling bawah, malaikat Jibril terdiam.

Ditanya oleh Nabi SAW: Mengapa engkau tidak bercerita kepadaku tentang para penghuni pintu ketujuh (Jahannam)?

Malaikat menjawab: Wahai Muhammad, jangan kau tanya aku tentangnya. Namun Nabi terus mendesak, akhirnya Jibril menjawab: Pintu itu dihuni oleh para pelaku dosa besar dari kalangan umatmu. Mereka meninggal dan tak sempat bertobat.   

Neraka Lazha
Menurut Mujahid dalam tafsîrnya, kata lazha sendiri berarti ‘menyala-nyala’. Hal ini sejalan dengan yang diinformasi dalam dalam surat al-Lail: Maka kami memperingatkan kalian dengan neraka yang menyala-nyala. (QS al-Lail (92): 14). 

Lantas, siapakah calon penghuni neraka ini? Lanjutan surat di atas menyampaikan: Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). (QS al-Lail (92): 15-16). 

Syekh al-Samarqandi menafsirkan, maksud kata naran talazha dalam ayat tersebut adalah neraka sangat memberatkan para penghuninya, begitu marah kepada mereka, dan menakut-nakuti mereka dengan ringkikan panjangnya. 

Adapun orang yang akan memasukinya, menurut al-Samaqandi, adalah mereka yang celaka di penghujung hayatnya karena mendustakan tauhid dan berpaling dari keimanan, berpaling dari ketaatan kepada Allah dan menghadap untuk menaati setan.   

Neraka Sa’ir 
Dalam Al-Qur’an, makna Sa‘ir  itu sendiri adalah ‘menyala-nyala’. Digambarkan dalam surat al-Mulk, neraka ini merupakan seburuk-buruknya tempat kembali.

Tatkala dilemparkan ke dalam neraka ini, para penghuninya akan mendengar suara yang mengerikan. Hampir saja neraka itu terpecah lantaran kemarahannya. Setiap kali para penghuninya dilemparkan, para penjaga neraka itu bertanya.

Halaman:

Editor: Yadi Jayasantika


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah