7 Dimensi 'Sakinah' Guna Membentuk Keluarga Ideal Sesuai Al-Qur'an

- 30 Desember 2022, 09:28 WIB
Ilustrasi foto terkait Rumah tangga sakinah.
Ilustrasi foto terkait Rumah tangga sakinah. /Freepik/query/

KABAR BANTEN - "Sakinah" yang diartikan dalam Al Quran sebagai ketenangan, seperti diketahui dalil yang menjelaskan "Sakinah" dalam Al Quran tercantum dalam Surat Ar-rum ayat 21.

Kata "Sakinah" menggunakan fi'il (kata kerja) yaitu kata "litaskunu" dan terletak setelah kata "kholaqo" (menciptakan), Sedangkan kata "mawaddah dan warohmah" menggunakan Isim (kata benda) dan terletak setelah kata "ja'ala" (menjadikan).

Secara terminologi bahasa ini berarti bahwa menggapai "Sakinah" lebih berat dan harus kerja keras dibandingkan pada saat meraih "mawaddah dan warohmah".

Baca Juga: Apakah Nikah Siri Baik untuk Wanita, Inilah Nasehat dari Ustadz Buya Yahya

Artinya apabila "Sakinah" tercapai maka mawadah dan warohmah akan lebih mudah diraih.

Sebaliknya apabila "Sakinah" tidak tercapai maka "mawadah dan warohmah" akan sulit terwujud demikian menurut para pakar tafsir.

Perlu diketahui, setidaknya terdapat 7 dimensi yang harus dimiliki oleh suami istri dalam upaya meraih keluarga ideal untuk meraih "Sakinah".

Berikut 7 dimensi "Sakinah",
dikutip dari Buku Multipe therapy for muslim karangan Ustadz Ucu Najmudin C.HT Ch.

1. Dimensi "Ruhiyah" (spiritual)

Ciri keluarga yang memiliki dimensi ruhiyah (spiritual) adalah suasana keluarga bahagia, visi suami istri jelas, hidup penuh semangat, tidak depresi dan stres dalam menghadapi masalah, serta keluarga hidup dalam suasana religius (motivasi ibadah yang konsisten).

Karena apabila rumah tangga kering dalam dimensi Ruhiyah akan mudah terjadi konflik batin di antara suami istri, anak, suasana hati menjadi gelap dan suram saat menghadapi masalah, hidup terasa tidak bermakna, tidak yakin tentang apa yang Allah tetapkan serta tidak bergairah dalam menggapai keinginan.

2. Dimensi "Athiyah" (emosional)

Ciri rumah tangga yang memiliki unsur Athiyah (emosional) di dalamnya adalah, antar penghuni rumah tangga memiliki integritas yang tinggi, mentalitas yang bagus, hidup penuh motivasi serta dapat mengelola tingkat stress.

Jika dimensi ini tidak ada, maka suami istri tidak bergairah untuk bekerja, lepas kendali, emosional, sering stress dan bisa depresi apabila tidak ada pertahanan mental pada saat ditimpa masalah.

3. Dimensi "Ijtima'iyyah" (komunikasi sosial)

Ciri rumah tangga yang berjalan dengan disertai dimensi "ijtima'iyyah" (komunikasi atau sosial yang baik) adalah manakala hubungan antara suami istri di dalamnya terjalin dengan sangat baik, dapat bertetangga dengan penuh kekeluargaan, komunikasi berjalan baik antar keluarga ataupun dengan orang lain, hidup romantis serta tidak apatis.

Jika tidak terjadi maka hubungan keluarga akan kurang harmonis, konflik berkepanjangan baik antar saudara atau dengan orang lain, juga komunikasi yang buruk terutama antar suami istri.

4. Dimensi "Aqliyah" ( Intelektual)

Keluarga yang berdimensi "aqliyah" dapat dilihat dari semangat mencari ilmu yang selalu tumbuh dalam keluarga, baik dengan kegiatan keagamaan, pengajian, maupun sekolah.

Suami istri cerdas dalam arti mudah memecahkan masalah juga adanya prestasi akademik dari keluarga tersebut.

Keluarga tanpa dimensi "aqliyah" biasanya karir suami istri kurang lancar, wawasan sangat sempit tidak ada Semangat menuntut ilmu.

Terlebih saat ada masalah, tidak ditemukan pemecahannya dan sangat bergantung pada pihak lain dalam menyelesaikannya.

5. Dimensi "jamaliah" (Estetika atau Seni)

Rumah tangga ini penuh dengan nuansa romantis, memiliki hobi yang tersalurkan dengan baik, ada keinginan bersosial, bersikap, bertutur kata dan berpenampilan menarik serta hidup penuh gaya yang menggugah orang lain.

Sebaliknya jika ini tidak terjadi, maka keluarga akan hidup monoton, serba kaku ketika ada masalah, tidak bergairah, serta tidak dapat menikmati keindahan, bersikap dan berpenampilan asal-asalan, serta tidak terinspirasi dengan kesuksesan orang lain.

6. Dimensi "Maaliyah" (finansial atau ekonomi)

Rumah tangga yang terpenuhi dimensi ini maka finansialnya akan terlihat dari suami istri yang memiliki mata pencaharian, memiliki kemampuan wirausaha, dan entrepreneur skill.

Masing-masing ada kemampuan untuk bekerja, guna menafkahi keluarga ada karir dan memiliki kekayaan guna memenuhi hidup.

Kesulitan finansial atau ekonomi dalam keluarga akan tergambar dari kesulitan keuangan hingga terjadi beban berat dalam menghadapi problem, yang berkaitan dengan keuangan keluarga, terbelilit hutang tidak sedikit terjadi konflik internal.

7. Dimensi "Jasadiyah" (fisik)

Keluarga yang sehat, bugar, atraktif serta selalu menjaga kebersihan diri dan keluarga adalah salah satu keluarga yang memiliki dimensi ini.

Kelemahan fisik mudah sakit-sakitan, cepat lelah, kurang tidur yang sebenarnya merupakan gambaran keluarga yang dimensi "jasadiyah-nya" ada kekurangan.

Banyak kasus perceraian atau perselingkuhan yang merusakkan ketentraman keluarga akibat suami istri memiliki kelemahan dimensi ini.

Apabila salah satu dimensi di antara ketujuh dimensi di atas ada yang tidak terpenuhi, maka akan berpengaruh terhadap "Kesakinahan" keluarga.

Walaupun manusia tidak ada yang sempurna dan ideal hingga suatu saat dia akan mengalami kelemahan dari salah satu dimensi di atas.

Maka yang harus diperkuat adalah dimensi "Ruhiyah" (spiritual) agar dapat memperkuat ikatan rumah tangga dan selalu bertaqorub (mendekat) kepada Allah.

Asah lah dimensi yang dianggap lemah dan fokus pada kekuatan, jika ada salah satu dimensi di atas yang dianggap lemah lakukan terapi 3 T:

Tutupkan catatan lembaran lalu yang kelam dan kelemahan dari pasangan kita.

Baca Juga: 5 Tips Pernikahan yang Bahagia, Nomor 1-5 Penting untuk Disimak

Tetapkan dalam hati, niat untuk apa nikah atau rumah tangga atau tujuan yang akan dicapai dengan rumah tangga.

Titipkan masalah diri, keluarga dan kelemahan kita kepada yang Maha menyelesaikan masalah yaitu Allah SWT.

Pembentukan karakter dan juga lingkungan yang baik akan mendukung keluarga ideal dan terbentuknya keluarga "Sakinah".***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: Buku Multipe therapy for muslim karangan Ustadz Ucu Najmudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x