Yudian Wahyudi: Intelektual PTKIN Fenomenal (Bagian I)

- 6 April 2020, 21:15 WIB
Fauzul Iman
Fauzul Iman /

Usai Yudian matanya berkaca- kaca bercerita panjang tentang tuduhan negatif yang selama ini menimpa pada dirinya, kawan-kawan rektor senyum dan terdiam. Suasana menjadi seolah seolah para rektor dibuatnya terkesima. Melihat semua rekan-rekan rektor terdiam, Yudian pun menegurnya, "he!. He! .. rektor kenapa kalian diam". ? "Dengerin ni… dengerin ni, percaya tidak"? . "Kelak saya akan menjadi menteri dan yang memfitnah saya akan berjatuhan". "Gerrrr" !!!. Para Rektor tertawa. Suasana pecah menjadi ramai kembali.

Di ruang terpisah para rektor menikmati muntahan cerita Yudian dengan komentar-komentar variatif. Ada yang berkomentar Yudian lucu. Ada juga yang mengatakan Yudian temperamental dan terlalu percaya diri. Tapi sisi positif diungkapan juga oleh sebagian rektor, Yudian adalah sosok intelektual terbuka dan apa yang diceritakannya itu bentuk spontanitas yang benar dan tidak dibuat-buat. Sebagai guru besar yang memperdalami metode Filsafat Hukum Islam, menurut mereka, tidak mungkin Yudian mengingkari amanah keilmuannya.

Saya sendiri mengenal Yudian lima belas tahun yang lalu saat ia menyempatkan diri mampir di asrama Pascasarjana UIN Syahid Jakarta. Di asrama inilah saya menyaksikan, sejak dahulu karakter Yudian memang diskusi di bidang keilmuannya. Ia bersemangat cerita - cerita terbuka dan sering meletup pernyataan aneh yang memecah suasana audiens yang ramai dan terkesima.

"Yudian benar fenomenal dan terkadang temperamental. Ia tegas dan teguh memegang prinsip". "Tak seorang pun bisa menggoyangnya jika menurut pertahanan rasional dan teori-teori keilmuannya sudah ditempuh dengan jalan sistematis" , cetus teman-teman dekatnya. Oleh karena itu, tidak sedikit teman-teman dekatnya yang punya memori cerita tentang Yudian pernah bertengkar sesama teman mahasiswanya selama kuliah luar negeri. Bahkan saat menjadi Dekan dan Deputi Bidang Kesra Yudian bertengkar dengan bawahan/teman sejawatnya karena teguh dan tegas di atas prinsipnya.

 

Kontroversial

Kelebihan dari sisi kelebihan dan kelemahan, hemat saya siapa pun tokoh adalah manusia biasa. Suka atau tidak suka, pasti diungkap sisi ketidak sempurnaannya. Faktanya apa yang Proposal Yudian kelak menjadi menteri, kini ia benar-benar dibuktikan menjadi pejabat yang ditetapkan, dan dilantik Persiden Jokowi sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Baru beberapa hari saja Yudian dilantik Kepala BPIP, pernyataan fenomenalnya nyeplos kembali dengan mengusung pemikiran kontroversial, "Pancasila musuh agama terbesar dan Konstitusi di atas kitab suci" Pernyataan ini mengundang kehebohan publik. Pro kontra dan protes dari berbagai segmen baik dari tokoh agama, akademisi, politisi dan ormas. Bahkan tokoh MUI menuntut keras agar Yudian dibina atau dibinasakan dari Kepala BPIP. Kongres Umat Islam di Belitung salah satu poin sidang plenonya menuntut pembubaran BPIP. (Fauzul Iman, Rektor UIN SMH Banten).***

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah