Teologi Politik Pandemi

- 20 September 2020, 20:28 WIB
Fadlullah Untirta edit
Fadlullah Untirta edit /

Rakyat Mesir hidup dipenuhi katak-katak itu. Tertekan, mereka kembali lagi kepada Musa, dengan permintaan yang sama. Namun, ini hanyalah mengulang seperti sebelumnya. Azab dihilangkan, mereka kembali ingkar, demkian seterusnya.

Maka, Allah pun kembali mengirim azab-Nya. Allah Ta'ala mengubah air Nil menjadi darah dengan bau anyir yang menyengat. Ajaibnya, ketika Musa dan pengikutnya meminum air itu, maka bagi mereka itu bukanlah darah, melainkan air biasa. Jika rakyat Mesir pengingkar kenabian Musa ingin meminumnya, tiba-tiba air berubah menjadi darah.

Kisah di atas menggambarkan bahwa musibah atau wabah menjadi berkah dan kabar gembira bagi umat beriman yang sabar. Solusi dari semua Pandemi adalah iman kepada Allah dan syariat-Nya. Eling merasakan kehadiran Allah setiap saat. Turut Qur'an dan hadits. Tahu diri dalam kedudukankanya sebagai 'abdullah dan khalifatullah fil ardh sekaligus.

Tidak ada bencana atau wabah pandemi jika umat manusia bertaqwa kepada Allah dan taat melaksanakan syari'at Allah yang diteladankan oleh rasul-Nya. Merawat silaturahmi dengan saling berbagi sehingga terwujud keadilan sosial. Membangun berwawasan lingkungan sehingga terdapat keseimbangan.

Semoga Allah mengampuni kita dari segala salah dan dosa. Salah urus dalam mengelola kekayaan alam dan lingkungan hidup. Atau karena sikap sombong mencari sistem di luar ajaran Allah dengan mengabaikan syari'at-Nya. Wallahu a'lam. (Dr. H. Fadlullah, S.Ag., M.Si, Ketua Satgas Covid-19 MUI Provinsi Banten)***

 

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah