Mempertahankan Tradisi Mikranan Ramadan di Kota Cilegon Pada Era Modernisasi

- 13 Maret 2024, 18:35 WIB
Tradisi Mikranan Ramadan yang dilakukan warga Lingkungan Kadipaten Kelurahan Kedaleman Kecamatan Cibeber Kota Cilegon, Rabu 13 Maret 2024.
Tradisi Mikranan Ramadan yang dilakukan warga Lingkungan Kadipaten Kelurahan Kedaleman Kecamatan Cibeber Kota Cilegon, Rabu 13 Maret 2024. /Kabar Banten /Himawan Sutanto

KABAR BANTEN - Bulan ramadan adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim dan banyak sekali hikmah dan keberkahan yang selalu didapat.
Di bulan ramadan berbagai macam tradisi dan budaya selalu ada, hal ini jelas terlihat dibandingkan dengan bulan lainnya.

Salah satu tradisi ramadan yang masih melekat adalah Mikranan. Tradisi tersebut masih ada dan banyak ditemui. Salah satu yang masih mempertahankan tradisi tersebut adalah warga Lingkungan Kadipaten Kelurahan Kedaleman Kecamatan Cibeber.

Pembina Yayasan Kampung Madani Juju Jumaroh mengatakan, ada sejumlah tradisi di bulan ramadan diantaranya adalah Mikranan.

“Mikranan berarti mirengaken kajian Al Quran atau Mendengarkan Kajian Al Quran. Dimana setiap sore menjelang magrib, anak-anak, remaja hingga pemuda dan orang tua berkumpul di dalam masjid,” kata Juju, Rabu 13 Maret 2024.

Ia menuturkan, mereka berkumpul menunggu magrib sambil bersholawat melalui pembacaan kitab dalail khoirot yang dipimpin pemuka agama setempat yang juga termasuk ketua DKM masjid Nurul Ahyan.

"Kegiatan itu setiap sore selama bulan ramadhan kami selalu ada kegiatan dalail atau Mikranan, dimana anak-anak membawa makanan dari rumah untuk disantap berbuka bersama disini dan membaca Al Quran,” ujarnya.

Juju menjelaskan, kegiatan Mikranan rutin diikuti hampit seluruh warga kadipaten khsususnya yang laki-laki.Tujuan kegiatan tersebut,kata dia selain menanamkan jiwa agamis tentunya pendidikan bagi usia dini.

"Banyak pengertian Mikranan yang intinya membaca Alquran. Kami ingin menanamkan jiwa agamis kepada anak usia dini dan mendidik mereka supaya kedepannya mampu mengisi kegiatan yang postif,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DKM Nurul Ahyan, Ustad Junaedi menyatakan, Mikran terdiri dari 2 suku kata yakni Mik dan Ran. Pengertian Mik, lanjut Junaedi artinya Mikrofon alat ucap yang menyambungkan kepada pengeras suara, dan Ran yang artinya Al-Quran.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x