Bank Banten Perlu Dorongan Pemda

9 Desember 2020, 19:08 WIB
tampak-depan-bank-banten-KP-Web-small /

KABAR BANTEN - Ekonom Senior, Faisal Basri mengatakan, Bank Banten sebagai bank pembangunan daerah dirasa penting untuk meningkatkan literasi dan iklusi keuangan di Provinsi Banten. Maka, perlu adanya dorongan dari pemangku kepentingan yang dalam hal ini kepala daerah.

“Keberpihakan pemangku kepentingan, khususnya kepala daerah di Provinsi Banten kepada Bank Banten sebagai bank pembangunan daerah sangatlah diperlukan, tidak hanya dalam hal permodalan, ujarnya.

"Tapi juga sebagai salah satu pilar pembangunan dan menciptakan nilai tambah terhadap perekonomian daerah," lanjut salah satu pendiri Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) ini.

Baca Juga : Wagub Banten Andika Hazrumy : Pilkada Jangan Korbankan Kesehatan Masyarakat

Sebagai contoh, kata dia, bagaimana menempatkan Bank Banten sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam memajukan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) setempat.

"Tentunya harus diiringi dengan kemajuan teknologi guna menjangkau seluruh lapisan masyarakat, khususnya pelaku UMKM yang sangat membutuhkan intermediasi perbankan,” ujar Faisal.

Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa mengatakan, dengan dukungan para pemangku kepentingan, tentunya keberadaan Bank Banten akan memberikan efek pengganda perekonomian yang luar biasa kepada masyarakat Banten.

"Dengan turut memanfaatkan kurva pertumbuhan ekonomi Banten yang relatif baik bilamana dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia," ucapnya.

Baca Juga : Realisasi Bantuan JPS Covid-19 Tahap Dua Capai Rp 193,48 Miliar

Fahmi menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pengelolaan Statistik (BPS), pada periode 2014-2019, PDRB Banten atas harga konstan tahun 2010 meningkat dengan Compounding Aggregate Growth Rate (CAGR) 5,6 persen.

Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku meningkat dengan CAGR 9,2 persen. Meskipun dalam enam bulan pada tahun 2020 PDRB Banten turun dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

"Hal itu sebagai akibat dari pandemi virus corona yang berdampak terhadap penurunan aktivitas ekonomi. Namun PDRB Banten diperkirakan akan kembali meningkat ke depan seiring potensi membaiknya konsumsi masyarakat ditengah adanya kebijakan new normal, dan meningkatnya konsumsi pemerintah ata pengeluaran untuk penanggulangan pandemi," tuturnya.

Baca Juga : Mantan Pimpinan KPK Takut China Jadi Investor Terbesar di RI, Kepala BKPM: Ngeri-ngeri Sedap Juga

Kemudian, dari sektor Penanaman Modal Asing (PMA), meskipun sempat meningkat pada periode 2014-2017, namun PMA di Banten cenderung menurun beberapa waktu terakhir.

Terutama di tengah meningkatnya tekanan ekonomi secara global akibat pandemi covid-19. Pada semester I 2020, terdapat 2.178 proyek yang didanai PMA dengan nilai investasi mencapai USD 733,1 juta.

"Secara nasional, di kuartal II 2020, Provinsi Banten menempati peringkat lima untuk realisasi investasi dari investor asing, dengan nilai investasi sebesar USD411,0 juta, dan memiliki porsi sebesar 6,1 persen dari total nilai penanaman modal asing di Indonesia," katanya.

Baca Juga : Pemprov Banten: Lapor Jika Bansos Jamsosratu Disunat

Ke depan, kata Fahmi, Banten diperkirakan akan tetap menjadi salah satu tujuan investasi PMA yang didukung oleh jalur distribusi produk dan infrastruktur Banten yang sangat memadai.

Seperti Bandara Soekarno Hatta, Pelabuhan Merak, Jalan Tol Jakarta-Merak, Jaringan Kereta Api Jakarta-Rangkasbitung, maupun pelabuhan-pelabuhan yang ada di Banten.

“Dengan potensi PMA yang masih cukup besar di Provinsi Banten, maka hal ini dapat menjadi peluang bagi Bank Banten untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dana PMA," ujarnya.

"Terutama dana untuk proyek-proyek yang berkaitan dengan Pemda Banten. Diharapkan kontribusi kami sebagai bank pembangunan daerah dapat lebih dirasakan, khususnya dalam sektor-sektor perekonomian yang strategis," lanjut Fahmi.***  

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler