TANGERANG, (KB).- Banten mempunyai potensi dan peluang untuk menjadi Provinsi MICE (meeting, incentive, convention, dan exhibition) di Indonesia. Selain berada pada posisi strategis (lintasan Pulau Jawa dan Sumatera), Banten pun telah memiliki beberapa kriteria untuk dijadikan tujuan wisata MICE. Demikian terungkap dalam acara Banten MICE Forum (BMF) yang digelar DPD Asperapi Banten di ICE BSD, Tangerang, Kamis (2/8/2018). BMF yang dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai stakeholder pariwisata dan industri MICE ini menghadirkan lima narasumber. Mereka adalah Ketua Umum DPP Asperapi Effi Setiabudi, Kepala Dinas Pariwisata Eneng Nurcahyati, Ketua DPD Asperapi Banten Deden Sunandar, dan Adrian Nugraha dari ICE BSD serta dipandu oleh Rachmat Ginandjar. Ketua DPD Asperapi Banten Deden Sunandar menjelaskan, Banten sudah memiliki beberapa kriteria kota/daerah MICE. Di antaranya di Banten sudah ada fasilitas pertemuan yang berskala nasional dan internasional, yakni ICE BSD di Tangerang. Dari aspek aksebilitas Banten memiliki Bandara Internasional Soekarno Hatta yang relatif tidak jauh dari ICE BSD. “Ini adalah potensi yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh para pelaku industri MICE di Banten,” kata Deden. Selain itu, Banten pun mempunyai destinasi yang relatif beragam. Saat ini, Provinsi Banten telah menetap 7 wonder sebagai daya tarik wisata. “Soal fasilitas akomodasi, di wilayah Tangerang ini, banyak hotel-hotel yang relatif memadai,” katanya. Terkait profesionalitas sumberdaya manusia (SDM) MICE, menurut Deden, Asperapi baik pusat maupun daerah sudah melakukan upaya peningkatan kompetensi SDM melalui sertifikasi. “Di Banten, kita sudah dua kali menggelar sertifikasi MICE,” kata Deden. Secara kewilayahan, menurut Deden, Banten bisa dibagi dua untuk kegiatan MICE. Bagian depan Banten yang meliputi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan memiliki potensi untuk kegiatan meeting (M), convention (C) dan exhibition/pameran (E). Sementara bagian belakang Banten yang meliputi Serang, Pandeglang, Lebak dan Cilegon berpotensi untuk destinasi wisata insentif (I) yang mempesona. Deden mengharapkan seluruh stakeholder pariwisata bisa bersinergi untuk menggarap potensi tersebut menjadi destinasi wisata yang bernilai jual. “Jika semua potensi itu dikreasi, kami yakin, sektor pariwisata ini bisa menjadi sumber tambahan penghasilan daerah yang signifikan,” katanya.