Peluang dan Tantangan Produk Lokal di Era Digital, Pemerintah Daerah Harus Dukung Pelaku UMKM

- 21 Februari 2020, 08:00 WIB
Obrolan Mang Fajar produk lokal banten
Obrolan Mang Fajar produk lokal banten

Berdayakan masyarakat

Ketua Harian Bakor Provinsi Banten Aeng Haerudin mengungkapkan, produk lokal di Banten cukup banyak. Oleh karena itu, pentingnya membangun kesadaran masyarakat agar cinta produk lokal.

"Dan berdayakan masyarakat, supaya ekonomi enggak kemana-mana," ucap mantan Ketua DPRD Banten ini.

Menurut dia, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian agar produk lokal Banten bisa sukses dan berkembang di era digital ini. Ia mencontohkan beberapa produk lokal yang sejatinya bisa menghasilkan nilai ekonomi tinggi, seperti gerabah, sate bandeng, dan lainnya.

 

 

"Kenapa gerabah nilai ekonomisnya tidak ada di Banten. Karena dibuat setengah jadi kemudian dijual ke Bali. Sekarang malah bukan lagi setengah jadi, tapi tanahnya dijual. Ini perlu dipikirkan. Kemudian, sate bandeng begitu ke Padang lebih awet, walaupun rasanya ada beda. Kalau (sate bandeng) kita kan tidak bisa (bertahan) lama. Apalagi (penjualan) di online itu enggak bisa, bisa asam kalau berhari-hari," tuturnya.

Ia juga mengungkap beberapa produk lokal yang kalah di pasaran meski secara kualitas baik.

"Kenapa tidak produktif. Pacul, kored, waluku, garu, itu enggak hidup. Kualitas lebih bagus kita sebenarnya. Kalah sama produk luar. Itu ada di Cibeber. Kemudian golok Ciseuat. Tapi kalah di pasaran. Dulu ada kerudung yang dibordir itu buatan Cibeber. Tapi sekarang sudah enggak ada. Dulu terkenal di mana-mana. Itu (kerudung yang ada) di Timur Tengah dikirimnya dari Cina. Sate bebek Cilegon dulu terkenal. Ada opak, rengginang di Petir, Pamarayan itu enak-enak," ujarnya.

Menurut dia, jumlah penduduk yang hampir 13 juta membuat pasar di Banten sangat terbuka luas bagi para pelaku UMKM.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah