Bebasan Belum Bisa Jadi Mulok

- 26 Desember 2017, 16:00 WIB
ilustrasi belajar bahasa daerah
ilustrasi belajar bahasa daerah

MASYARAKAT Kota Cilegon harus bersabar apabila bahasa jawa Cilegon atau yang dikenal dengan sebutan "Bebasan" ingin menjadi muatan local (mulok). Karena, sampai saat ini belum bias dilakukan. Hal itu dikatakan oleh kepala Dinas Pendidikan Mukhtar Ghajali ketika ditemui dikantornya, Jumat (22/12/2017). "Bebasan menjadi mulok sudah mulai berproses, dari mulai Perwal sudah diwujudkan dengan bebasan.Pada prinsipnya kami mendukung itu, akan tetapi jangan hanya sebatas ngomong, karena diproses pembelajaran ini tidak instan, ada tingkatanya," katanya. Menurut dia, penjabaran tingkatan tersebut dimaknai dengan Sekolah Dasar (SD) kelas 1sampai 6, Sekolah menengah Pertama (SMP) kelas 1-3 tidak mungkin proses pembelajaran itu seenaknya guru.Karena untuk pegangan pendidiknya juga harus adadan juga bahan ajar, silabus. "Ada semacam kesepakatan dalam proses belajar mengajar,mau dari kelas 3 SD misalnya, apa saja,kelas 4 ,kelas 5 dan 6 seperti apa. Itu bukan hal yang mudah akan tetapi harus dilakukan," tuturnya. Bahan pengajaran, tutur dia, tidak bisa ditulis oleh seseorang, tapi harus melibatkan dinas. Karena dalam penentuan program belajar mengajar semuanya dilibatkan. Apalagi hal itu untuk menunjang kesetaraan belajar. "Mana yang harus didahulukan materinya untuk kelas 3, kelas 4 seperti apa, apabila itu sudah ketemu maka dari bawah akan dorong dan materi bebasan jawa cilegon itu akan di berikan pada sekolah dasar," ujarnya. Dengan demikian, kata Mukhtar, masih lama proses Bebasan untuk menjadi muatan local, apalagi kalau tidak ada buku panduan atau buku ajar. Kalau bahan kajiannya sudah siap walaupun ada orang yang sukses menulis buku, tidak bisa serta merta langsung digunakan. Yang penting, kata dia, jadikan dulu buku ajarnya seperti apa, karena menyusun buku itu bukan sembarang orang,karena harus yang ahli dalam penyususnan, kosa kata dalam bahasa jawa ini terus dikumpulkan mulai dari tokoh-tokoh masyarakat dan semua tingkatannya ada. Kemudian dirangkum dalam sebuah buku dan diskusikan dengan para pakar dan ahli serta pusat Bahasa di Banten, nanti seperti apa,itulah prosesnya. Saat ini, kata dia, yang sudah menjadi muatan local adalah olah raga pencak silat dimana olah raga tersebut sudah menjadi muatan local sejak 4 tahun lalu.(Himawan Sutanto)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah