Hasilnya menunjukkan bahwa pasien dengan kadar kolesterol tinggi mengalami migrain yang lebih parah ketimbang pasien dengan kadar kolesterol yang lebih rendah. Ketika serangan migrain membaik, kadar kolesterol buruknya juga membaik.
Walaupun studi tersebut masih berskala kecil, ada kemungkinan jika munculnya sakit kepala yang parah bisa jadi ciri kadar kolesterol saat itu sedang di atas batas normal, alias sedang kambuh.
Perbedaan Beda sakit kepala biasa dan gejala kolesterol tinggi
Meski sulit memang membedakan sakit kepala biasa dengan gejala kolesterol tinggi, namun salah satu cara untuk membedakannya adalah dengan mengecek kadar kolesterol saat itu juga.
Kadar kolesterol di bawah 200 mg/dL masih bisa ditoleransi. Akan tetapi, jika kadar kolesterol sekitar 200-239 mg/dL sudah masuk dalam kategori ambang batas tinggi.
Bila kadarnya mencapai 240 mg/dL atau lebih, maka sudah masuk kategori kadar kolesterol tinggi.
Cara lain untuk mengetahui apakah yang Anda alami sakit kepala biasa atau karena kolesterol tinggi dengan mencari pemicu pertamanya.
Sakit kepala seperti migrain biasanya terjadi karena terlalu banyak minum kopi atau mengonsumsi makanan manis, terlalu lama tidur atau kurang tidur, atau menjelang menstruasi.
Sementara sakit kepala karena kadar kolesterol tinggi biasanya kumat ketika Anda merokok dan banyak mengonsumsi makanan berlemak yang mengandung kolesterol.
Cara mengatasi sakit kepala karena kolestrol tinggi