Sama-sama di Pulau Jawa Tapi Beda Banget, Ini Culture Shock Orang Jakarta Saat Berlibur ke Jawa

- 6 Februari 2024, 07:00 WIB
Ilustrasi kebiasaan unik orang Jawa yang membuat orang Jakarta mengalami culture shock saat berlibur ke Jawa.
Ilustrasi kebiasaan unik orang Jawa yang membuat orang Jakarta mengalami culture shock saat berlibur ke Jawa. /Freepik/alvavector/

KABAR BANTEN - Liburan ke daerah Jawa bagi orang Jakarta seringkali menjadi pengalaman penuh kejutan.

Selain perbedaan alam dan budaya yang mencolok, kehidupan sehari-hari di Jawa juga memunculkan beberapa fenomena unik yang sering mengejutkan para wisatawan dari ibu kota atau orang Jakarta.

Mulai dari selera kuliner hingga kebiasaan sehari-hari, beberapa budaya orang Jawa ini tidak ada di Jakarta sehingga membuat perbedaan yang sangat jauh dan terkadang membuat orang Jakarta heran, bingung, ataupun terkejut tak percaya.

Baca Juga: Lestarikan Budaya Sunda & Nusantara, Paguyuban Pasundan Banten Ajak Pegiat Seni Budaya Ramaikan Rabegan

Dikutip Kabar Banten dalam unggahan instagram bapak2id, berikut adalah beberapa aspek yang seringkali menjadi 'culture shock' bagi orang Jakarta yang berkunjung ke Jawa.

1. Gula Tambahan dalam Minuman

Begitu memesan minuman di Jawa, orang Jakarta seringkali harus siap-siap untuk 'tambahan gula'.

Meskipun sudah cukup manis secara alamiah, minuman seperti Nutrisari, kopi, atau minuman saset lainnya kerap kali mendapat tambahan gula, terutama jika pesanannya menggunakan es.

Ini menjadi pemandangan yang unik, mengingat di Jakarta, kebanyakan orang lebih suka minuman yang lebih segar tanpa gula tambahan.

2. Harga Makanan yang Sangat Terjangkau

Salah satu hal yang menyenangkan bagi orang Jakarta ketika liburan di Jawa adalah keleluasaan finansial mereka.

Dengan uang 5 ribu rupiah, masih sangat memungkinkan untuk mendapatkan sarapan yang kenyang.

Terlebih lagi di daerah Jateng-DIY, di mana harga Pecel yang hanya 3 ribu rupiah dengan tambahan mie atau gendar bisa ditemui.

Tak hanya itu, ada kembaliannya sekitar 2 ribu rupiah yang dapat digunakan untuk membeli teh anget.

3. Jarangnya Nasi Uduk di Sarapan

Berbeda dengan Jakarta yang memiliki nasi uduk sebagai salah satu menu andalan sarapan, di Jawa, nasi uduk bukanlah pilihan yang umum.

Sarapan di sini lebih sering diisi dengan pecel, bubur ayam, atau soto.

Jika ada menu nasi dijadikan sarapan, biasanya lebih mendekati konsep sego liwet, walaupun dengan perbedaan yang mencolok.

4. Navigasi dengan Mata Angin dan Sapaan di Jalan

Sistem navigasi di Jawa membutuhkan pemahaman yang lebih dalam mengenai mata angin dan konsep ngalor-ngidul-ngetan-ngulon (utara-selatan-timur-barat).

Pertanyaan jalan jarang dijawab dengan menggunakan istilah 'kanan' atau 'kiri', melainkan dengan penunjukan arah mata angin.

Di samping itu, sapaan dan senyuman menjadi hal yang umum, terutama saat melewati orang yang lebih tua.

Inilah bentuk sopan santun yang sangat dihargai di masyarakat Jawa.

5. Rendaman Nasi dalam Kuah di Soto

Bagi pecinta soto, pengalaman memesan soto di Jawa akan terasa unik.

Nasi seringkali langsung direndamkan dalam kuah, tidak dipisah-pisahkan seperti kebanyakan soto di Jakarta.

Meskipun ada opsi untuk memesan 'soto pisah' yang nasi dan kuahnya terpisah, namun pengalaman mencampur nasi dengan kuah soto kerap kali mengundang tawa dari penjual.

6. 'Bangjo' Sebagai Lampu Merah

Sebutan 'bangjo' untuk lampu merah bisa menjadi kebingungan bagi orang Jakarta yang pertama kali mendengarnya.

Awalnya, seakan-akan seseorang memanggil nama 'Jo'.

Ternyata, 'bangjo' adalah singkatan dari 'abang-ijo', yang artinya lampu merah.

Sebuah contoh unik dari bahasa sehari-hari yang kreatif di Jawa.

7. Budaya Sapaan di Jalan

Ketika berjalan-jalan di Jawa, terutama di jalan-jalan kecil di perkampungan, sapaan menjadi hal yang penting.

Menyapa atau setidaknya tersenyum saat bertemu orang di jalan adalah bentuk penghormatan dan kesopanan.

Hal ini menjadi kontras dengan kehidupan di Jakarta yang lebih terburu-buru dan seakan tak mempedulikan tetangga sekitar.

Dengan segala perbedaannya, liburan ke Jawa bagi orang Jakarta tak hanya membawa 'culture shock' tetapi juga petualangan yang menyenangkan.

Baca Juga: Nikmati Keindahan Alam dan Kuliner di Jaksel, Gaskeun Kunjungi Cafe Bernuansa Hijau Ini

Dari kuliner yang lezat hingga kebiasaan sehari-hari yang penuh warna, setiap momen menjadi pengalaman berharga.

Jadi, jika Anda berencana liburan ke Jawa, siapkan diri untuk menyelami keunikan dan keramahan pulau yang penuh kejutan ini.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: Instagram/@bapak2id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x