Kisah Nyata yang Menginpirasi, Mau Tahu Harga dari Kasih Sayang Seorang Ibu Segini Harganya!

KABAR BANTEN - Pengorbanan dan kasih sayang ibu untuk anaknya memang sudah tidak bisa diragukan lagi, banyak cara yang dilakukan seorang ibu agar anaknya kelak berakhlak baik dan berguna bagi sesama, agama nusa dan bangsa.

Sudah sepantasnya kewajiban seorang anak untuk berbakti dan menyayangi seorang ibu ketika masih ada, agar tidak ada penyesalan dikemudian hari.

Sejatinya kasih sayang seorang ibu tidak ternilai harganya, seorang anak tidak mampu membalas pengorbanan dan kasih sayang ibu.

Baca Juga: Arti Mimpi Orang Tua Meninggal Dunia, Pertanda Buruk atau Pertanda Baik?

Berikut ini kisah nyata yang menginspirasi kita semua agar kita tidak menyesali setelah ibu kita tiada.

Kisah nyata ini dikutip Kabar Banten dari laman instagram @qolbu_muslim

Dikisahkan ada seorang anak yang kaya dan sukses menjenguk ibunya yang terbaring di rumah sakit.

Sudah sebulan lamanya sang ibu bergelut melawan penyakit yang dideritanya bahkan nyaris merenggut nyawanya.

Alhamdulillah, tepat pada esok harinya sang ibu diijinkan pulang oleh dokter, dengan segera, si anak mengantar ibunya untuk kembali ke rumah.

Sesampainya di rumah, saat melihat ibunya terbaring, secara tiba-tiba si anak mengeluarkan lembaran-lembaran kertas untuk diberikan pada ibunya.

Ternyata dalam lembaran-lembaran kertas yang diberikan pada sang ibu itu berisi tentang tagihan atau rincian biaya perawatan selama ibunya di rawat di rumah sakit.

Rincian biaya perawatan selama di rumah sakit itu adalah sebagai berikut :

1. Obat: Rp. 12.000.000
2. Kamar rumah sakit: Rp. 8.000.000
3. Uang lelah menjenguk: Rp. 4.000.000
4. Uang jaga malam di rumah sakit: Rp. 3.000.000
5. Uang untuk merawat ibu selama sebulan: Rp. 5. 000.000
6. Kerugian karena harus meninggalkan meeting: Rp. 4.500.000
7. Bensin untuk perjalanan: Rp. 1.000.000
8. Lain-lain: Rp. 10.000.000

Pada lembaran-lembaran rincian biaya selama perawatan dirumah sakit itu juga tidak lupa, dipojok kiri bawah tertulis "Bisa dilunasi kontan atau dicicil".

Membaca isi lembaran-lembaran kertas itu, sang ibu pun tersenyum pada anak kesayangannya tersebut, beliau lalu mengambil sebuah map dan menyerahkan kepada anaknya.

Kemudian si anak yang tidak mau waktunya terbuang, segera meluncur meninggalkan rumah ibunya

Selang beberapa jam setelah itu, ponselnya berdering dan seorang kerabatnya mengabarkan kalau penyakit ibunya kambuh.

Si anak pun hanya terdiam dan seolah tidak peduli, karena jadwal kerjanya masih begitu banyak di kantornya.

Baca Juga: Seorang Ibu di Malang Nagih Hutang, Eh Malah Dituntut 2,5 Tahun Penjara, Kok Bisa? Begini Kronologisnya

Dalam pikiran si anak pekerjaannya lebih utama dibandingkan dengan kondisi ibunya sendiri, sehingga dia tidak menghiraukannya.

Namun, sebentar kemudian, dia mendadak teringat untuk membuka dan mengetahui apa isi dari sebuah map yang telah diberikan ibunya hari itu.

Ternyata isi di dalam map yang diberikan ibunya itu berisi sebuah sertifikat rumah, tanah, dan lain-lain milik ibunya.

Belum juga sempat dia menyelesaikan membacanya, tiba-tiba ponselnya berdering lagi, kali ini kerabatnya memberitahukan bahwa sang ibu telah meninggal dunia.

Seketika si anak pun masih terdiam, sampai dia melihat secarik kertas kecil yang jatuh diantara beberapa surat yang ada digenggam nya.

Sebuah surat terakhir dari ibunya yang berisi:

"Terimakasih atas semua yang telah kau berikan pada ibu, anakku sayang, kau punya rincian, ibu pun akan demikian, namun ibu merasa kurang bisa mengisi betapa harga yang pas untuk semua rincian ini".

1. Biaya pembelian nutrisi di dalam kandungan: Rp...

2. Biayabetsalin ibu untukmu ditambah biaya kesakitan melahirkan: Rp...

3. Biaya merawatmu setiap malam: Rp...

4. Biaya air susu: Rp...

5. Biaya sekolah, malam, tempat tinggal untukmu: Rp...

6. Biaya mendidikmu hingga kau dewasa dan sukses: Rp...

7. Biaya mengasihimi selama 30 tahun: Rp...

8. Biaya mendoakanmu: Rp...

9. Lain-lain: Rp...

Ah sudahlah ibu hanya bercanda anakku, ibu serahkan semua ini sebagai warisan untukmu.

Baca Juga: Benarkah Tingginya Beban Kehidupan Mematikan Fitrah Keibuan Hingga Seorang Ibu Tega Membunuh Bayinya Sendiri

Sebelumnya ibu mohon maaf tidak bisa memberimu lebih banyak, maafkan ibu".

Setelah membaca isi surat itu, si anak pun menangis dan penyesalan pun akhirnya menuelimuti ruang itu.

Itulah kisah nyata yang menginspirasi, semoga setelah kita membaca kisah nyata ini semoga menginspirasi kita sebagai seorang anak agar bisa lebih sayang dan berbakti pada kedua orang tua, semoga bermanfaat.***