Warga Sipil Palestina Jadi Korban, Ini Rentetan Pertempuran Mengerikan Israel-Hamas dalam Dua Dekade Terakhir

24 Mei 2021, 07:18 WIB
Seorang ibu menggendong anak di sekitar reruntuhan gedung akibat serangan Israel /Mohammed Salem/Reuters

KABAR BANTEN- Serangan Zionis Israel ke Palestina kembali meletus pada Ramadan 1442 Hijriah yang mengakibatkan banyaknya warga sipil berjatuhan.

Berawal dari blokade yang dilakukan Zionis Israel terhadap warga Palestina yang membuat aktivitas ibadah pada bulan Ramadan terganggu bahkan menghalangi para warga sipil beribadah di Masjid Al-Aqsa Yerussalem.

Atas tindakan kejam yang dilakukan Zionis Israel, pasukan bersenjata Hamas beserta warga Palestina lainnya mengambil langkah perlawanan.

Baca Juga: Jika Satu Tanda Ini Muncul Barulah Palestina Merdeka, Siapapun tak Bisa Mencegahnya!

Sebelum diumumkannya gencatan senjata Israel-Hamas tanpa syarat yang menandakan kekalahan Isreal dan kemenangan Palestina, pertempuran yang terjadi selama sebelah hari tersebut berlangsung sengit.

Sebagaimana dilansir kabarbanteb.pikirab-rakyat dari website Quds News Network @Qudsnen.co, Kementerian Kesehatan di Gaza menyebut pertempuran yang terjadi antara Israel dan Hamas menewaskan 248 warga Palestina di jalur Gaza termasuk 66 anak-anak, 39 wanita, dan 17 orang lanjut usia, serta menyebabkan 1.948 orang mengalami luka-luka.

Sementara, dari pihak Israel, berbanding jauh, hanya terdapat 12 korban yang dilaporkan dan tidak jelas berapa banyak tentara Israel yang terbunuh, karena Israel berusaha keras untuk menutupi hal tersebut.

Sebelum meletusnya pertempuran antara Israel dan Hamas yang terjadi pada bulan Mei yang bertepatan dengan bulan Ramadan, pertempuran sengit antara Israel dan Hamas ternyata sudah sering terjadi hampir dua dekade terakhir. 

Berikut rentetan peristiwa penting pertempuran Israel - Hamas sebagaimana disadur dari laman The Associated Press.

September 2005

Israel menarik permukiman dan personel militer dari Jalur Gaza, yang mulai diduduki setelah merebut wilayah itu selama Perang Enam Hari pada 1967.

Januari 2006 

Hamas meraih kemenangan luar biasa dalam pemilihan parlemen Palestina, memicu perjuangan untuk mendapatkan keunggulan dengan saingannya. 

Namun, gerakan Fatah yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas, yang tetap menjadi presiden Otoritas Palestina, jauh lebih kuat di Tepi Barat, sedangkan Hamas adalah kekuatan utama di Gaza.

Lalu, peristiwa penting pada bulan Juni, militan Hamas melintasi terowongan dari Gaza dan menyerang pangkalan militer Israel, menewaskan dua tentara Israel dan menangkap anggota layanan Gilad Shalit. Membuat Israel menginvasi Gaza.

Juni 2007

Hamas dengan keras mengusir pasukan Fatah dari Jalur Gaza dan memperkuat kontrolnya atas wilayah tersebut.

Sementara, Israel dan Mesir memperketat blokade mereka di Gaza, yang akan menghancurkan ekonomi Gaza selama dekade berikutnya. Dua pemerintah saingan muncul yakni Hamas di Gaza dan Otoritas Palestina Abbas di Tepi Barat.

Desember 2008

Menanggapi tembakan roket besar dari Gaza, Israel melancarkan serangan besar selama tiga minggu. 

Setelah perang 22 hari yang menewaskan 1.200 warga Palestina dan 13 orang Israel, kedua belah pihak mengumumkan gencatan senjata.

Maret 2009

Benjamin Netanyahu, pemimpin partai Likud, menjadi Perdana Menteri Israel untuk kedua kalinya. 

Masa jabatannya yang panjang akhirnya memberanikan kaum nasionalis religius Israel, mempercepat perluasan pemukiman dan menandakan penentangan terhadap solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.

Hamas membebaskan Shalit, tentara Israel yang ditangkapnya dalam serangan tahun 2006. Israel membebaskan kelompok pertama lebih dari 1.000 tahanan Palestina.

November 2012

Israel membunuh kepala militer Hamas Ahmed Jabari, yang memicu delapan hari serangan roket militan dari Gaza dan kampanye udara Israel. 

Mediator Mesir mengamankan gencatan senjata setelah sekitar 150 warga Palestina dan enam orang Israel tewas.

Juli-Agustus 2014

Menyusul penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel oleh anggota Hamas, Israel melakukan penyisiran terhadap Hamas di tepi Barat, memicu serangan roket dari Gaza dan serangan udara Israel. 

Konflik tujuh minggu yang terjadi tersebut mengakibatkan lebih dari 2.200 kematian di Gaza, dan lebih dari setengahnya merupakan warga sipil.

Sementara di Israel, 67 tentara dan enam warga sipil tewas. 

Desember 2017

Presiden AS Donald Trump mengakui klaim Israel atas Yerusalem sebagai ibukotanya dan mengarahkan Departemen Luar Negeri untuk memindahkan Kedutaan Besar AS ke sana.

Sementara Palestina mencari bagian dari Yerusalem untuk ibu kota mereka. Hamas menyerukan pemberontakan Palestina.

Maret 2018

Di sepanjang pagar perimeter Gaza, pengunjuk rasa Palestina yang dipimpin oleh Hamas menggelar demonstrasi besar-besaran menentang blokade Gaza. 

Meski sebagian besar tidak bersenjata, banyak pengunjuk rasa membakar ban, melempar batu dan granat ke arah pasukan Israel dan merusak pagar pembatas.

Pasukan Israel membunuh lebih dari 170 pengunjuk rasa selama beberapa bulan. Israel mengatakan pihaknya mempertahankan perbatasannya tetapi dituduh menggunakan kekuatan yang berlebihan.

Akhirnya, Israel dan Hamas terlibat dalam sejumlah pertempuran sengit namun singkat selama waktu ini

November 2018

Kekerasan berkobar setelah serangan rahasia Israel ke Gaza menewaskan tujuh militan Palestina dan seorang perwira militer senior Israel, menandai eskalasi paling serius sejak perang tahun 2014. 

Militan Gaza menembak ratusan roket ke Israel dan membunuh seorang pekerja Palestina di Israel selatan. Dari pertempuran tersebut setidaknya tujuh warga Palestina termasuk lima militan, tewas di Gaza.

Maret 2021

Pengadilan Kriminal Internasional membuka penyelidikan atas dugaan kejahatan oleh Israel dan Palestina sejak 2014.

Mei 2021

Hamas menembakkan roket jarak jauh ke arah Yerusalem untuk mendukung protes Palestina terhadap pengawasan keras Israel atas kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dan ancaman penggusuran puluhan keluarga Palestina oleh pemukim Yahudi.

Baca Juga: Palestina Kembali Diserang PascaGencatan Senjata, Netizen Ramai Sampaikan Ayat Ini Hingga Anggap Israel Penipu

Israel melancarkan serangan udara di Gaza. Pasukan Pertahanan Israel mengatakan 3.750 roket ditembakkan dari Gaza ke Israel, 90% di antaranya dicegat. 

Israel meningkatkan serangan udaranya di Gaza yang berpenduduk padat, merobohkan gedung-gedung tinggi dan menewaskan banyaknya warga sipil dengan jumlah sebagaimana disebutkan sebelumnya. 

Israel mengatakan roket militan membunuh 12 orang di Israel. Presiden Biden mendesak Netanyahu untuk memastikan perlindungan warga sipil yang tidak bersalah dan mengurangi ketegangan di jalan menuju gencatan senjata.***

Editor: Rifki Suharyadi

Tags

Terkini

Terpopuler