KABAR BANTEN - Norwegia tarik investasi dari Israel, tepatnya dari dua perusahaan yang terlibat dalam pengembangan permukiman di Tepi Barat.
Keputusan Norwegia menarik investasi dari Israel, karena alasan kekhawatiran tentang potensi pelanggaran HAM.
Dalam keputusannya, Norwegia menarik investasi dari Israel, dengan melepaskan kepemilikan saham di dua perusahaan tersebut.
"Karena risiko yang tidak dapat diterima bahwa perusahaan berkontribusi pada pelanggaran sistematis hak individu dalam situasi atau perang atau konflik,"tulis Bank Central Norwegia dalam keterangan persnya, dikutip KabarBanten.com dari aljazeera.com.
Perusahaan tersebut adalah Shapir Engineering and Industry, pengembang perumahan dan Mivne Real Estate, yang menyewakan tempat industri di wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel.
Sementara itu, jet tempur Israel terus menghantam Jalur Gaza pada hari Kamis, 20 Mei 2021.
Dalam serangan itu, setidaknya telah menewaskan satu warga Palestina dan melukai beberapa lainnya.
Baca Juga: Seorang Tentara Israel Ancam Indonesia, Malaysia tak Akan Berdiam Diri, Netizen : Kami Pasti Bantu
Sedikitnya 230 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, telah tewas dalam 11 hari kekerasan. Di pihak Israel, 12 orang tewas.
Kerugian materi yang diderita Jalur Gaza selama serangan Israel, diperkirakan mencapai 322 juta Dollar AS.
Sedikitnya 184 menara tempat tinggal, rumah, dan 33 pusat media telah dihancurkan seluruhnya, dengan nilai kerugian 92 juta Dollar AS.
Ironinya, serangan itu dilakukan ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menentang seruan untuk de-eskalasi.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, membahas peristiwa di Gaza dengan Netanyahu, pada Rabu, 19 Mei 2021.
Baca Juga: Konflik Israel-Palestina Bukan Isu Agama, Begini Kata Ustaz Abdul Somad
Dalam pertemuan itu, Joe Biden berharap penurunan genjatan senajata. Namun tak lama setelah panggilan telepon Biden, Netanyahu justru bertekad membombardir Gaza sampai tujuan Israel tercapai.
Baca Juga: Perang Rudal Israel dan Palestina, OKI dan PBB Turun Tangan
Sementara itu, upaya Dewan Keamanan PBB untuk gencatan senjata antara Israel dan penguasa Hamas Gaza terhenti, dengan AS terus memveto tindakan atas masalah tersebut.***