Ini Syarat Rusia Buka Pintu Damai, Siap Mengadakan Pembicaraan, Asalkan Ukraina Sanggup Lakukan Ini

- 25 Februari 2022, 20:51 WIB
Rusia buka pintu damai dan siap mengadakan pembicaraan, namun dengan syarat .
Rusia buka pintu damai dan siap mengadakan pembicaraan, namun dengan syarat . /

KABAR BANTEN-Di tengah ketegangan dan kekhwatiran Perang Dunia Ketiga, Rusia tiba-tiba buka pintu perdamaian dengan Ukraina.

Rusia bahkan membuka pintu damai, namun ada syarat yang wajib dipenuhi Ukraina sebelum mengadakan pembicaraan.

Dari syarat yang diajukan Rusia untuk membuka pintu damai, salah satunya adalah tentara Ukraina meletakkan senjata.

"Rusia siap untuk mengadakan pembicaraan kapan saja," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov, dikutip dari Tass, pada Jumat, 25 Februari 2022.

Lavrov menyampaikan itu setelah pembicaraan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Donetsk (DPR) Sergey Peresada.

Baca Juga: Pertahanan Ukraina Lumpuh, Fasilitas Infrastruktur Militer Diserang, Rusia Ungkap Target Utamanya

Selain itu, juga dengan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Lugansk (LPR) Vladislav Deinego.

“Kami siap untuk mengadakan pembicaraan kapan saja, begitu Angkatan Bersenjata Ukraina menanggapi panggilan presiden kami," katanya.

"Akhiri perlawanan mereka dan letakkan senjata mereka," kata Lavrov menambahkan.

Menurutnya, tidak ada yang berencana untuk menyerang dan menindas Ukraina. Bahkan, pihaknya mempersilahkan warga Ukraina kembali ke keluarga.

"Dan biarkan kami beri orang Ukraina kesempatan untuk memutuskan masa depan mereka," kata Lavrov.

Pada saat yang sama, dia menekankan bahwa Rusia selalu menyerukan negosiasi. 

“Tidak ada kekurangan pembicaraan, tetapi ketika pembicaraan diganti dengan sabotase terang-terangan," ucapnya.

Sementara, kata dia, Rusia dituduh gagal mengimplementasikan kesepakatan Minsk.

"Itu adalah penghinaan, yang terkenal dengan beberapa rekan Barat kami," katanya.

Namun kali ini, menurutnya, sudah melampaui semua batas karena disertai dengan memburuknya situasi penduduk berbahasa Rusia di Ukraina.

Pada 21 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pengakuan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk. 

Perjanjian tentang persahabatan, kerja sama, dan bantuan timbal balik ditandatangani dengan para pemimpin mereka. 

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus berdasarkan permintaan dari kepala republik Donbass.

Baca Juga: Ratusan WNI Diminta Berkumpul di KBRI Kiev, Indonesia Prihatin Konflik Rusia dan Ukraina, Ini Harapannya

Kementerian Pertahanan Rusia kemudian melaporkan bahwa Angkatan Bersenjata Rusia tidak melakukan serangan terhadap kota-kota Ukraina.

Kementerian menekankan bahwa infrastruktur militer Ukraina dihancurkan oleh senjata presisi dan tidak ada ancaman bagi warga sipil.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: TASS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah