Houthi membantah keterlibatan mereka dalam insiden tersebut dan menegaskan bahwa kabel bawah laut bukanlah target mereka.
Mereka justru menyalahkan militerisasi Laut Merah oleh Angkatan Laut AS dan Inggris sebagai pemicu insiden.
Kontroversi seputar dugaan penyebab insiden ini menambah kompleksitas situasi yang sudah sulit diprediksi.
Kabel bawah laut menjadi tulang punggung yang tak kasat mata yang menggerakkan internet.
Mayoritas kabel-kabel tersebut didanai oleh perusahaan raksasa seperti Google, Microsoft, Amazon, dan Meta (Induk Facebook, Instagram, WhatsApp).
Kerusakan pada kabel-kabel tersebut menyoroti kerentanan infrastruktur yang mendukung konektivitas internet global.
Beberapa layanan media sosial Meta mengalami gangguan dan tidak dapat diakses di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, pihak Meta masih bungkam dan belum memberikan pernyataan resmi mengenai layanan mereka yang down.***