Pertahankan Keunikan & Kekhasan Produk UKM Baduy

- 15 Oktober 2017, 12:50 WIB
UKM Baduy
UKM Baduy

KEBERADAAN komunitas masyarakat adat Baduy dengan berbagai keunikannya, termasuk produk kerajinan khas masyarakat adat, telah menjadi perhatian masyarakat luas sejak zaman dahulu. Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa produk khas masyarakat Baduy mulai merambah pasar, melalui peran sebagai warga Baduy yang mulai menggeluti Usaha Kecil dan Menengah (UKM), serta dukungan dan dorongan dari pemerintah daerah. Keunikan dan kekhasan produk masyarakat adat Baduy yang sudah dikenal luas itu menjadi sorotan khusus Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, saat mengunjungi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) masyarakat adat Baduy, di Kampung Ciboleger Kecamatan Leuwidamar, Kamis (12/10). Kunjungan kerja Menkop yang menyertakan Kepala bidang (Kabid) Kewirausahaan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Bintang Puspayoga Duta Koperasi, yang merupakan putra kelahiran Lebak, Dedi Gumelar (Miing) itu, disambut oleh Bupati Lebak Hj. Iti Octavia Jayabaya bersama Ketua Dekranasda Lebak H. Moch. Farid Dermawan. Pada acara yang bertajuk ”Sinergitas Program Dekranas dengan Kemenkop dan UKM” itu, Menkop dan UKM Puspayoga berpesan, meski telah mendapatkan sentuhan teknologi dan peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan, UKM perajin agar tetap mempertahankan ciri khas produk kerajinan lokal. "Kenapa harus dipertahankan? Karena disitulah letak keunggulan produk kerajinan lokal, yang tidak dimiliki daerah lain. Misalnya, UMKM perajin di Kabupaten Lebak Banten khususnya masyarakat Baduy ini, tenun dengan motif Baduy maupun berbagai kerajinan dari batok kelapa, sudah memiliki ciri khas dan itu harus tetap dipertahankan," kata Menkop UKM Puspayoga. Menteri Pusyayoga menjelaskan, selain peningkatan kualitas produk, UMKM disarankan untuk semakin meningkatkan mutu desain yang variatif dengan tetap mempertahankan ciri khas budaya lokal. Untuk melindungi produk UMKM perajin ini, dari pemalsuan atau penjiplakan, Kementerian Koperasi dan UKM memberikan fasilitas HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berupa hak merek dan hak cipta yang diberikan secara gratis. Ditambahkan, setelah UMKM perajin mulai berkembang, Kementerian Koperasi dan UKM menyediakan fasilitas pembiayaan melalui LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) dengan bunga pinjaman relatif murah, 0,3 persen/bulan. ”Selain itu ada juga fasilitasi pembiayaan Ultra Mikro (UMI) yang bekerja sama dengan Departemen Keuangan. Pembiayaan Ultra mikro ini sudah berjalan 4 bulan dengan plafon maksimum Rp 10 juta. Sedangkan bagi UMKM perajin yang mulai berkembang usahanya, bisa mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dimana untuk pinjaman sampai dengan Rp 25 juta, bebas agunan,” ucapnya. Peningkatan kualitas SDM dalam bentuk pelatihan KUKMK di Kabupaten Lebak ini diikuti 190 UMKM perajin tenun dan batok kelapa dan berlangsung selama tiga hari (10-12 Oktober). Dalam acara ini juga diberikan sejumlah program strategis Kementerian dalam HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) berupa pemberian hak merek dan hak cipta, sembako murah dan bantuan alat tulis bagi anak sekolah. Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya mengatakan, Desa Kanekes merupakan salah satu aset yang dimiliki Kabupaten Lebak. Sebab, masyarakatnya yakni suku Baduy memiliki keunikan tersendiri. "Mereka itu merupakan aset bagi kami khususnya di Kabupaten Lebak maupun aset budaya bangsa," kata Bupati Iti. Sebagai kabupaten yang memiliki wilayah luas, dengan penduduk 1,3 juta jiwa, ujarnya, Kabupaten Lebak terus berupaya melakukan pembenahan agar menjadi daerah destinasi wisata dan pusat UMKM perajin. "Selain masyarakat Baduy dengan ciri khas budayanya, Lebak juga memiliki produk andalan kerajinan rotan, teh Iti yang baik untuk kesehatan maupun berbagai olahan pisang dan gula aren," tuturnya. (Lugay/Job)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x