Puluhan Pegiat Zakat Bahas Program Kampung Zakat di Lebak

- 9 Mei 2018, 13:21 WIB
PSX_20180509_130747
PSX_20180509_130747

LEBAK, (KB).- Puluhan pegiat zakat dari berbagi lembaga zakat tingkat nasional dan Provinsi Banten berkumpul di Desa Ciladaeun Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Selasa (8/5/2018). Mereka membicarakan persiapan dan pelaksanaan pembangunan Kampung Zakat di Desa Ciladaeun. Seperti diketahui, tahun ini, Desa Ciladaeun Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak telah ditetapkan sebagai salah satu daerah di Indonesia yang menjadi sasaran program pembangunan Kampung Zakat. Salah satu tujuan dari program Kampung Zakat adalah untuk mengurangi jumlah desa tertinggal di Indonesia terutama menurunkan angka kemiskinan di perdesaan.
Dalam kegiatan forum diskusi yang diberi nama kegiatan “Action Design Kampung Zakat” tersebut, Kasubdit Lembaga dan Informasi Zakat dan Wakaf pada Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama Republik Indonesia Dra Hj Andi Yasri menjelaskan program ini merupakan kegiatan ketiga setelah di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Harus miliki target Andi mengharapkan kegiatan ini berjalan lancar dan sukses di segala bidang, khususnya yang terkait dengan pembangunan dan pemberdayaan sumber daya manusia. Dia menilai sejumlah permasalahan yang sering muncul di masyarakat saat ini antara lain akibat dari kesenjangan ekonomi, kualitas sumber daya manusia dan letak geografis suatu daerah. “Selain itu, inovasi yang diluncurkan pemerintah belum maksimal,” katanya.
Setelah kegiatan ini, Andi mengharapkan masing-masing pihak membagi tugas. “Program Kampung Zakat ini harus memiliki target waktu. Enam bulan pertama harus sudah ada sesuatu yang dihasilkan untuk dapat di-launching,” ujarnya. Perwakilan Baznas, Irfan menegaskan Baznas akan mendukung sepenuhnya program Kampung Zakat ini. Dia menilai, terkait persiapan pembangunan Kampung Zakat ini, perlu mengidentifikasi kebutuhan masyarakat yang sebenarnya. “Upaya ini diperlukan untuk merumuskan apa yang akan dilakukan ke depan,” katanya. Sebelumnya, menurut Irfan, Pusat Kajian Strategis Baznas sempat menyurvei potensi lokasi Kampung Zakat di Lebak. Hasilnya, Baznas merekomendasikan di daerah tersebut layak untuk dikembangkan wisata arung jeram. “Akan tetapi, belum ada homestay di desa ini,” katanya. Selain itu, ada potensi lokal lain yang bisa dikembangkan yaitu gula aren. Ke depan, perlu dilakukan diversifikasi produk.
“Jadi, Baznas pusat, Baznas Provinsi Banten, dan Baznas Kabupaten lebak siap mendukung Kampung Zakat baik di bidang ekonomi, pendidikan, dakwah, dan kesehatan,” katanya. Kepala Desa Ciladaeun Yayat Dimyati menjelaskan kebutuhan utama masyarakatnya adalah sarana air bersih, sanitasi atau jambanisasi. Sejauh ini, katanya, mayoritas masyarakat masih membuang hajat di kali. Menurut Yayat mata pencaharian utama warganya adalah petani. Secara geografis, wilayah Desa Ciladaeun 70 persen dataran tinggi (bukit) dan 30 persen dataran rendah (lembah). Camat Lebak Gedong Wahyudin menjelaskan sampai saat ini di daerahnya masih menghadapi masalah sampah. “Ini masalah cukup pelik,” katanya. Oleh karena itu, dia menilai, perlu adanya penyuluhan kepada masyarakat agar mereka menyadari pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Terkait itu, menurut Wahyudin, diperlukan juga pelatihan khusus untuk pengolahan sampah rumah tangga. Jaring aspirasi Dalam acara tersebut dijaring juga sejumlah usulan untuk program pembangunan Kampung Zakat dari semua elemen yang hadir baik dari Kemenag, Baznas maupun LAZ. Program-program yang diusulkan antara lain program rumah pintar, beasiswa, air bersih atau sanitasi, pengembangan usaha gula aren, pemberdayaan perempuan. rumah momong. kebun sehat keluarga dan pengembangan keahlian seperti servis handphone atau sepeda motor. Kemudian program kelompok tani cengkeh, pembentukan kampung wisata. rumah baca, penggalangan dana jembatan gantung, program ternak desa berdaya atau hewan, pengembangan ikan air tawar dan pusat kegiatan belajar masyarakat, pelatihan ekonomi syariah dan pelatihan manajemen ekonomi keluarga dan program pendidikan baca tulis Alquran serta pelatihan guru ngaji. Pada akhir acara disepakati pembentukan kelompok kerja (pokja) dan koordinatornya.
Para peserta pertemuan menyepakati koordinator pokja ekonomi Baznas Banten, pokja bidang pendidikan Rumah Zakat, pokja bidang dakwah BM Hidayatulah, pokja bidang kemanusiaan Dompet Dhuafa, dan pokja bidang kesehatan Laz Harfa. Dalam acara tersebut hadir kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat, dan Wakaf Kanwil Kemenag Banten H Machdum Bachtiar, dan Wakil Ketua II Baznas Banten H Moh Suhri Ustman. (TS)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah