Tingkatkan Kesehatan Santri, Pengelola Ponpes Diminta Jaga Kebersihan

- 7 Maret 2020, 20:30 WIB

LEBAK, (KB).- Para pengelola Pondok pesantren (Ponpes) diminta menjaga kebersihan lingkungan. Hal itu guna mendukung peningkatan derajat kesehatan santri.

Kepala seksi Ponpes Kemenag Lebak Ajrum Firdaus mengatakan, manfaat kebersihan lingkungan cukup besar. Selain membuat santri merasa aman dan nyaman, juga dapat menangkal berbagai penyakit menular, terlebih saat ini memasuki musim hujan.

"Biasanya, penyakit musim hujan yang merebak demam berdarah dengue (DBD), Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan disentri. Itu harus diwaspadai dan dicegah," katanya, Jumat (6/3/2020).

Oleh karena itu, pihaknya meminta semua pesantren harus menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari serangan penyakit yang bisa menimbulkan kematian.

"Kami terus mendorong agar kondisi pesantren bersih dan tidak kumuh dan kotor," ujarnya.

Ia menyebutkan, selama ini pendidikan pesantren di Kabupaten Lebak tumbuh dan berkembang, baik yang dikelola secara tradisional (salafi) maupun modern.

Berdasarkan hasil pendataan awal 2020, jumlah pesantren tercatat 1.802 unit tersebar di 28 kecamatan, dengan setiap tahun meluluskan ribuan santri.

Ironisnya, kata dia, semua lembaga pesantren itu dikelola masyarakat, baik berbentuk yayasan maupun perorangan, tanpa menggunakan anggaran pemerintah.

Bahkan, di antara pesantren salafi itu, para santri atau peserta didik tanpa dipungut biaya selain mereka telah disediakan asrama.

Kehadiran pesantren itu, katanya, tentu membantu program pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa, melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berakhlak islami.

Apalagi, kata dia, pemerintah telah menerbitkan undang-undang tentang pesantren sehingga dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM).

"Saat ini, pencapaian nilai IPM Kabupaten Lebak masih rendah, di bawah nasional. Kami optimistis ke depan nilai IPM itu bisa mencapai tingkat nasional di atas angka tujuh persen," ujarnya.

Ia mengatakan, dari 1.802 pesantren di Kabupaten Lebak, kebanyakan pesantren salafi dengan pola tradisional melalui sistem pengajaran secara sorogan (sendiri) untuk menalar ilmu-ilmu alat atau etimologi bahasa, seperti nahwu jurumiah juga sorop.

Selain itu, pembelajaran sistem bandungan atau para santri mendengar kajian-kajian kiai dan ustaz yang menerangkan isi kitab gundul tersebut.

"Pesantren yang dikelola secara modern dengan sistem menggabungkan kurikulum pendidikan Islam dan nasional. Dengan penggabungan kurikulum tersebut, diharapkan santri bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, baik nasional dan mancanegara," tuturnya. (ND)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah