Penderita Thalasemia Didominasi Anak-anak

- 18 Juni 2020, 22:45 WIB

KASUS penderita Thalasemia atau kelainan darah yang disebabkan kelainan genetik di Kabupaten Lebak didominasi anak usia 8 bulan hingga 17 tahun. Relawan Sehati Peduli Lebak mencatat, dari 74 orang penderita, 61 orang merupakan anak-anak.

"Sisanya, 13 orang penderita berada pada usia dewasa. Bahkan, ada tiga anak penderita yang meninggal dunia. Ironinya memang, kebanyakan penderita Thalasemia ini merupakan warga tidak mampu," kata Kordinator Relawan Sehati, Kiki Gondrong, Rabu (17/6/2020).

Ia mengatakan, karena kelainannya itu, menyebabkan penderita Thalasemia mengalami anemia atau kurang darah yang berdampak pada kondisi tubuh lebih cepat mengalami lelah hingga mengganggu aktivitas. Maka dari itu, penderita Thalasemia sangat membutuhkan donor darah demi keberlangsungan hidup mereka.

"Minimal satu kali dalam sebulan. Sayangnya, sejak pandemi Covid-19, semakin sulit mendapat pendonor," katanya.

Ia menceritakan, pernah membawa 5 orang calon pendonor yang siap mendonorkan darahnya. Tetapi ketika sampai di UTD PMI, mereka ketakutan khawatir Covid-19.

"Kalau dari stok di PMI sudah sangat tidak bisa diharapkan,” ungkap Kiki.

Hal itu disiasatinya dengan jadwal transfusi tanggal 8, sehingga pihaknya dari tanggal 1 sudah mencari dan disimpan di UTD. Jadi ketika datang tinggal transfusi tidak lagi sibuk nyari donor.

"Karena kalau sampai telat bisa memperparah kondisi mereka. Tak jarang, ada penderita yang harus sampai dibawa ke RSU Tangerang dan RSCM Jakarta, karena tidak bisa ditransfusi secara langsung," ucapnya.

Ada beberapa yang tidak bisa langsung ditransfusi, mereka membutuhkan plasma darah. Jadi, setiap hari ada 3 sampai 5 orang penderita yang harus ditransfusi.

Pihaknya mengapresiasi Pemkab Lebak sudah memberikan kemudahan bagi penderita Thalasemia dengan menyiapkan ruang khusus di RSUD yakni ruang ODCT (One day care Thalasemia).

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah