Dua Kelompok Dicap Radikal, Eks Ketum PKS Tanya Kebenarannya, Ridwan Kamil Berani Katakan Ini

17 Februari 2021, 06:00 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat kunjungan kerja mengecek permasalahan penanganan COVID-19 di Kabupaten Karawang, Jumat 29 Januari 2021. /Humas Jabar/Pipin

KABAR BANTEN - Kasus mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin dituduh  radikal, menjadi sorotan hingga ramai perdebatan. 

Kasus tersebut, ternyata juga menyita perhatian mantan Ketua Umum PKS Sohibul Iman dan juga Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.

Mantan atau eks Ketum PKS Sohibul Iman menanyakan kebenarannya soal soal dua kelompok yang sepertinya dicap radikal. 
 
Baca Juga: Bawa Kabur Uang Puluhan Juta Rupiah, Pria Asal Palembang Ini Dibekuk Polisi di Pelabuhan Merak Banten
 
Kelompok tersebut, adalah kelompok yang berseberangan dengan pemerintah dan kelompok yang mengalami spritual.
Baca Juga: Tim Satgas Covid-19 Pemprov Banten Diguyur Insentif Hingga Rp15 Juta, Ini Daftar Penerimanya
 
"Bener Gak," tanya Sohibul Iman dalam akun Twitternya @msi_sohibuliman.
 

Menurut Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil,  tidak semua berlabel radikal itu negatif dan mencontoh konsep robot yang menggantikan kerja manusia.

Baca Juga: Periksa Kasus BPNT, Irjen Kemensos dan Tim JAM Intel Akan Turun ke Lebak

Menurut dia, konsep robot yang menggantikan kerja manusia merupakan contoh radikal yang tidak negatif.

Bukan hanya menyoroti radikal dan radikalisme, Emil juga menyinggung soal pemikiran kritis kepada pemerintah yang merupakan salah isu yang juga tengah ramai di publik.

Baca Juga: Barang Gatifikasi Presiden Terungkap, Dari Perhiasan hingga Pulpen Berlian, Akan Dimuseumkan jadi Pembelajaran

Meski termasuk pemerintah yang menjabat Gubernur Jawa Barat (Jabar), Emil berani menyatakan bahwa tidak semua yang berpikir kritis kepada pemerintah itu radikal.

"Sedang ramai perdebatan tentang radikal & radikalisme. Tdk semua berlabel radikal itu negatif. Konsep robot menggantikan kerja manusia itu contoh radikal yg tidak negatif. Dan tidak semua yg berpikir kritis kpd pemerintah itu artinya ia radikal," kata Ridwan Kamil, dalam akun Twitternya @ridwankamil.
 
Baca Juga: Warga di Serang Banten Gotong Royong Tambal Jalan Rusak yang Sering Makan Korban
 
Namun menjadi masalah jika dalam konteks bernegara, kata dia, ada pemikiran atau perbuatan ekstrim yang ingin mengubah ideologi negara. 
 
Baca Juga: Kapolri Rancang SIM dan SKCK Online, Hingga Buka Layanan Drive Thru, Ketua KPK Minta Irwasum Dioptimalkan
 
"Itu baru radikal yang pasti dilawan oleh sistem ideologi eksisting. Seperti mencoba mengganti ideologi Pancasila yang merupakan kesepakatan sejarah bangsa ini," katanya.
 
Baik itu radikal kiri yang mau mengganti Pancasila dengan komunisme, atau radikal kanan yang ingin mengganti Pancasila dengan khilafah. 
 
"Karenanya, Pancasila harus selalu kita jaga," ucapnya.
 
Dia mengajak untuk tetap kritis, namun tanpa harus dibumbui caci maki. Meski demikian, dia mempersilakan untuk tidak setuju dengan pandangannya tersebut.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: Twitter @msi_sohibuliman Twitter @ridwankamil

Tags

Terkini

Terpopuler