KABAR BANTEN – Keberadaan Vaksin Sinovac yang telah tiba di Indonesia ternyata masih memunculkan banyak hoax yang beredar di masyarakat. Seperti Vaksin Sinovac mengandung boraks, merkuri dan unsur babi.
Menurut Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, kendati isu telah dibantah oleh Manajer Lapangan Tim Riset Uji Klinis vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran (Unpad), namun pemerintah harus segera memberikan penjelasan resmi hasil uji klinis tahap ketiga Vaksin Sinovac agar masyarakat tidak panik.
“Isu tersebut dapat membuat masyarakat bingung, panik bahkan bisa distrust terhadap pemerintah. Perlu segera ditangani agar tidak menganggu program vaksinasi,” kata Netty mengomentari penggunaan Vaksin Sinovac seperti dikutip Kabar-Banten.com dari laman resmi dpr.go.id.
Baca Juga : Pastikan Keamanan, Polisi Jaga Ketat Gudang Penyimpanan Vaksin Sinovac di Banten
Legislator Dapil Jawa Barat VIII itu juga meminta BPOM dan LPOM MUI agar segera menyelesaikan pekerjaannya.
“Saya ingatkan bahwa dijanjikan hasil uji klinis diterima pada akhir Desember atau awal Januari. Segera umumkan tingkat keampuhan, material yang terkandung, efek samping yang mungkin timbul, serta kehalalan Vaksin Sinovac dan vaksin lain yang sedang dalam masa uji klinis," kata politikus PKS ini.
Baca Juga : Bantu Kesembuhan Pasien Covid-19, PMI Diminta Sosialisasi Manfaat Terapi Plasma Konvaselen
Menurut Netty Prasetiyani Aher, pemerintah perlu untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap program vaksinasi melalui komunikasi publik yang antisipatif.
“Pemerintah harus segera mengumumkan hasil uji klinis Vaksin Sinovac secara transparan, akuntabel dan penuh kejujuran,” kata Netty Prasetiyani Aher.