Kalau pengadaaan tidak efektif, ujar dia, maka dibuat pola bantuan keuangan dengan pengembangan peternakan seperti sapi dari masyarakat desa bukan pengadaan dari Kementan, sehingga membuat ekonomi berputar
“Kedepan, alat mesin yang tidak efektif dan tidak dapat digunakan maksimal karena tidak cocok dengan tanah, kelenturan, dan ketinggian sawahnya, maka digeser ke infrastruktur pertanian,” tuturnya.
Dedi mengatakan yang perlu diperhatikan irigasi harus segera dibenahi, jalan menuju area harus dipenuhi, saung-saung di sawah tempat pertemuan rakyat harus dipenuhi, dan tempat penyimpanan padi yang sekarang sudah langka, di setiap desa, RW, harus dibangun.
Baca Juga : Listyo Sigit Prabowo Resmi Dilantik Jadi Kapolri, 'Pendekar Banten' Diyakini Lebih Dicintai Masyarakat
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan bahwa terdapat 5 program kelanjutan pembangunan pertanian tahun sebelumya yakni program ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas, Program nilai tambah dan daya saing industri, program riset dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi, program pendidikan dan pelatihan vokasi, dan program dukungan manejemen.
Adapun target produksi komoditas utama 2021 pasca refocusing anggaran, kata Mentan, produksi padi sebesar 54,7 juta ton, jagung sebesar 23 juta ton, kedelai sebesar 0,29 Juta ton, bawang merah sebesar 1,62 juta ton, cabai sebesar 2,67 juta ton, bawang putih sebesar 98,39 ribu ton, gula tebu sebesar 2,36 juta ton, kakao sebesar 728,05 ribu ton, kopi sebesar 765,42 ribu ton, dan lain sebagainya.***