Di Hadapan Menteri Pertanian, Anggota DPR Ini Tiba-tiba Singgung Suku Baduy di Lebak, Ada Apa?

- 27 Januari 2021, 22:27 WIB
Dedi Mulyadi saat Raker dengan Kementerian PertanianSenin, 25 Januari 2021.
Dedi Mulyadi saat Raker dengan Kementerian PertanianSenin, 25 Januari 2021. /Tangkapam layar youtube DPR RI

KABAR BANTEN –  Komisi IV DPR  dan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menggelar rapat kerja Senin 25 Januari 2021.

Di hadapan Menteri Pertanian, Anggota Komisi IV DPR Dedi Mulyadi tiba-tiba menyinggung soal Suku Baduy di Lebak.

Dedi Mulyadi pun menjelaskan pemerintah harus belajar kepada kampung adat Suku Baduy di Lebak Banten, tanpa bantuan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), tanpa Kepala Dinas Pertanian, masyarakat Suku Baduy punya varietas padi sendiri yang unggul.

“Kecerdasan itu harus diutamakan, yang berdosa kepada petani itu kita, dulu kita yang merubah pertanian organik menjadi pertanian pestisida,” ujar Dedi Mulyadi mengungkapkan yang dikutip dari Youtube DPR RI.

Baca Juga : Bakal Ramai, Sidang Sengketa Pilkada Pandeglang 2020 di MK, Libatkan Sederet Pejabat

Dedi Mulyadi menjelaskan, terdapat  titik sentral utama dalam menyelesaikan berbagai hal di lingkungan pertanian yakni pupuk HET-nya sudah naik,  tapi kuantitas pupuknya kurang di lapangan.

Kemudian stok beras harus aman dan dalam membela petani, harga beras yang sudah murah jangan jatuh lagi.

Selanjutnya kata Dedi, Kementan agar fokus anggarannyapada apa yang menjadi kebutuhan publik.

Baca Juga :  Kunker Evaluasi PKH di Pemkot Cilegon tak Dihadiri Wali Kota, Anggota DPR RI Ungkapkan Kekecewaannya

Kalau pengadaaan tidak efektif, ujar dia, maka dibuat pola bantuan keuangan dengan pengembangan peternakan seperti sapi dari masyarakat desa bukan pengadaan dari Kementan, sehingga membuat ekonomi berputar

“Kedepan, alat mesin yang tidak efektif dan tidak dapat digunakan maksimal karena tidak cocok dengan tanah, kelenturan, dan ketinggian sawahnya, maka digeser ke infrastruktur pertanian,” tuturnya.

Dedi mengatakan yang perlu diperhatikan irigasi harus segera dibenahi, jalan menuju area harus dipenuhi, saung-saung di sawah tempat pertemuan rakyat harus dipenuhi, dan tempat penyimpanan padi yang sekarang sudah langka, di setiap desa, RW, harus dibangun. 

Baca Juga : Listyo Sigit Prabowo Resmi Dilantik Jadi Kapolri, 'Pendekar Banten' Diyakini Lebih Dicintai Masyarakat

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan bahwa terdapat 5 program kelanjutan pembangunan pertanian tahun sebelumya yakni program ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas, Program nilai tambah dan daya saing industri, program riset dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi, program pendidikan dan pelatihan vokasi, dan program dukungan manejemen.

Adapun target produksi komoditas utama 2021 pasca refocusing anggaran, kata Mentan,  produksi padi sebesar 54,7 juta ton, jagung sebesar 23 juta ton, kedelai sebesar 0,29 Juta ton, bawang merah sebesar 1,62 juta ton,  cabai sebesar 2,67 juta ton, bawang putih sebesar 98,39 ribu ton, gula tebu sebesar 2,36 juta ton, kakao sebesar 728,05 ribu ton, kopi sebesar 765,42 ribu ton, dan lain sebagainya.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah