Peringatan Dini BMKG : Jawa Tengah Berpotensi Banjir Dua Hari Ini

- 17 Februari 2021, 07:21 WIB
Tangkapan layar dari situs resmi BNPB, petugas BPBD Jember berada di suatu wilayah terdampak banjir yang diakibatkan oleh hujan dengan intensitas tinggi
Tangkapan layar dari situs resmi BNPB, petugas BPBD Jember berada di suatu wilayah terdampak banjir yang diakibatkan oleh hujan dengan intensitas tinggi /bnpb.go.id/

KABAR BANTEN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam periode sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di 26 wilayah, di antaranya Banten dan Jawa Tengah.

Bahkan, berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (Impact Based Forecast - IBF) untuk potensi dampak banjir atau banjir bandang dengan status siaga selama dua hari sejak Selasa 16 Februari 2021 adalah di wilayah Jawa Tengah.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, berdasarkan hasil analisa BMKG, kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Atmosfer Tidak Stabil, Cuaca Ekstrem Berpotensi Sepekan!

Hal ini disebabkan oleh munculnya monsun Asia yang masih mendominasi wilayah Indonesia dan diperkuat oleh aktifnya gelombang rossby ekuatorial dan gelombang Kelvin di sebagian wilayah Indonesia.

"Selain itu, adanya pusat tekanan rendah di wilayah utara Indonesia dan di Australia bagian utara. Ini dapat mempengaruhi pola arah dan kecepatan angin sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Indonesia," katanya melalui siaran rilis yang diterima Kabar Banten, Selasa 16 Februari 2021.

Baca Juga: Hujan Ekstrem Mengguyur Sejumlah Wilayah di Indonesia, Kapan Akan Berakhir? Ini Prediksi BMKG

Untuk potensi pertumbuhan Awan Cumulonimbus (Cb) di wilayah udara Indonesia dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% (OCNL / Occasional) berpotensi di wilayah sebagai berikut: Banten, Bengkulu, Lampung, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali.

Kemudian, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, sebagian Papua Barat, sebagian Papua, perairan barat Bengkulu, Laut Jawa, Samudra Hindia selatan Jawa, Selat Makasar, Laut Banda, Laut Arafuru.

Pada Prakiraan gelombang laut sepekan kedepan, dengan ketinggian 1.25 - 2.5 m (kategori sedang) berpeluang terjadi di Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh hingga Kep. Nias, Perairan Bengkulu, Perairan Kep. Anambas - Natuna, Laut Natuna, Perairan timur Lingga - Bintan, Selat Karimata.

Baca Juga: Jangan Terkubur Kenangan! Ini Cara Ampuh Hempaskan Kejenuhan Saat Hujan

Selanjutnya Laut Jawa, Selat Makasar, Laut Flores, Perairan Bau-bau dan Wakatobi, Perairan Kep. Sermata hingga Tanimbar, Perairan selatan Kep. Kai - Aru, Laut Banda, Laut Sulawesi, Perairan Kep. Sangihe - Talaud, Laut Maluku bagian utara, Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat hingga Papua, Laut Arafuru.

Sedangkan gelombang dengan ketinggian 2.5 - 4.0 m (kategori tinggi) berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara, Perairan barat Kep. Mentawai, Perairan Enggano, Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Kep. Mentawai hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga P.Sumba,Selat Bali - Lombok - Alas bagian Selatan, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTT.

"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," ujar Guswanto.

Baca Juga: Periksa Kasus BPNT, Irjen Kemensos dan Tim JAM Intel Akan Turun ke Lebak

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Dr. Raditya Jati mengatakan, bencana sepanjang Februari ini telah terjadi sebanyak 66 kejadian.

Dengan rincian banjir 40 kali, angin puting beliung 12, tanah longsor 10, kebakaran hutan dan lahan 2, gelombang pasang dan abrasi 1, gempa bumi 1. 

Pihaknya pun mencatat, jumlah korban meninggal akibat bencana alam sebanyak 7 jiwa. Dimana sebanyak 6 jiwa diakibatkan oleh banjir. 

"Masyarakat kami imbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan di bulan ini, mengingat prakiraan puncak musim hujan. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk pencegahan, seperti persediaan air minum, makanan ringan, obat-obatan, maupun mematikan arus listrik di dalam rumah apabila banjir akan melanda," tuturnya.***

Editor: Rifki Suharyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah