KABAR BANTEN - Hinca Pandjaitan yang menjabat Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, berpengalaman menghadapi dualisme kepemimpinan.
Sebelum muncul dua kubu setelah Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, Hinca Panjaitan juga pernah mengalami sitausi hampir serupa saat masih aktif sebagai pengurus PSSI.
Saat itu, induk organisasi sepakbola Indonesia terbelah antara PSSI dan KPSI (Komisi Penyelamatan Sepakbola Indonesia). KPSI terbentuk dengan Ketuanya Toni Aprilani dan wakilnya La Nyalla Matalitti.
Dengan dua eks anggota exco Roberto Rouw dan Erwin Dwi Budiman turut bergabung. KPSI menyatakan mengambilalih kewenangan PSSI selaku otoritas epak bola Indonesia, juga dihuni oleh eks pengurus Nurdin seperti Gusti Randa dan Hinca Panjaitan.
Baca Juga: Bahaya jika Diserahkan ke Menkumham, Refly Harun Buka Kartu Truf, Sarankan Demokrat Lakukan Ini
Hinca Panjaitan selama kiprahnya di PSSI sempat menjadi Ketua Komisi Disiplin PSSI. Pada Kongres Luar Biasa PSSI tanggal 18 April 2015 di Surabaya, Hinca Panjaitan terpilih menjadi Wakil Ketua Umum PSSI bersama Erwin Dwi Budiman.
Baca Juga: Kubu Moeldoko Siap Duduki Kantor Demokrat, Emosi! Hinca Pandjaitan dengan Nada Tinggi Katakan Ini
Saat dinamika PSSI saat itu sangat besar, Hinca ditunjuk sebagai Pelaksan tugas Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa pada tanggal 3 Agustus 2016, menggantikan posisi La Nyalla Mataliti.