Mengenal Asal Usul Foto Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Karya Jurnalis yang Nyaris Dibunuh Tentara Jepang

- 24 Juli 2021, 16:29 WIB
Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta saat membaca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta saat membaca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. /Dokumen Khazanah arsip IPPHOS/ANRI.

Agung menjelaskan, bahwasannya Frans belajar fotografi pada Alex yang sudah lebih dahulu menjadi wartawan Java Bode, koran berbahasa Belanda di Jakarta. Frans lantas mengikuti jejak abangnya menjadi wartawan pada tahun 1935.

"Suatu pagi di bulan puasa, 17 Agustus 1945. Frans Sumarto Mendur mendapat kabar dari seorang sumber di harian Jepang Asia Raya bahwa akan ada kejadian penting di rumah kediaman Soekarno," tulisnya.

Baca Juga: Sejarah Idul Adha, dari Kisah Teladan Nabi Ibrahim, Milioner Bergelar Kekasih Allah

Mendapat kabar tersebut, Frans langsung bergerak menuju rumah bernomor 56 di Jalan Pegangsaan Timur itu sambil membawa kamera Leica-nya. Sementara Alexius Impurung Mendur, abangnya yang menjabat kepala Bagian Fotografi Kantor Berita Jepang Domei, mendengar kabar serupa.

"Kedua Mendur Bersaudara ini lantas membawa kamera mereka dan mengambil rute terpisah menuju kediaman Soekarno. Kendati Jepang telah mengaku kalah pada Sekutu beberapa hari sebelumnya, kabar tersebut belum diketahui luas di Indonesia," tulisnya.

Pada waktu itu, Radio masih disegel Jepang dan bendera Hinomaru masih berkibar di mana-mana. Patroli tentara Jepang masih berkeliaran dan bersenjata lengkap.

"Dengan mengendap-endap, Mendur Bersaudara berhasil merapat ke rumah di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Cikini, Jakarta tatkala jam masih menunjukkan pukul 5 pagi," tulisnya.

Menjelang pukul 8 WIB, Soekarno masih tidur di kediamannya lantaran gejala malaria. Soekarno juga masih lelah sepulang begadang merumuskan naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda, Jalan Imam Bonjol Nomor 1.

"Lalu dibangunkan dokternya untuk minum obat, Soekarno lantas tidur lagi dan bangun pukul 9 pagi. Dan benar, pagi itu, Jumat, 17 Agustus 1945, sebuah peristiwa penting berlangsung di sana," tulis Agung.

Baca Juga: Menilik Sejarah Peninggalan Kolonial Belanda, Bendung Lama Pamarayan

Halaman:

Editor: Kasiridho

Sumber: anri.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x