KABAR BANTEN - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya membuka permintaan untuk meminta lockdown sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Anies Baswedan mengungkapkan, saat itu kasus Covid-19 baru terjadi di beberapa titik di Jakarta.
Dengan status Ibu kota Negara yang juga menjadi pintu gerbang dunia, Anies Baswedan mengungkap hal yang mengejutkan.
Baca Juga: Meme Anies Baswedan Makan di Warteg Tinggal 9 Menit 8 Detik Jadi Candaan, Ini Reaksi Gubernur DKI
"Tepatnya dari awal Februari (2020), kami sudah memanggil berbagai institusi. Imigrasi dan Badan Intelejen (BIN)," kata Anies Baswedan, dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari Youtube Karni Ilyas Club, pada Jumat malam, 30 Juli 2021 .
Dalam rapat itu, Anies Baswedan meminta data siapa saja orang yang datang dari Wuhan, Cina, sejak Desember 2019 hingga Februari 2020.
"Karena kami perlu itu. Ternyata itu tidak tersedia memang. Gak ada. Sehingga ketika kami merasa, wah ini mengkhawatirkan," ucap Anies Baswedan.
Selanjutnya yang kedua, mencoba melakukan pengambilan sampel. Akan tetapi, persoalannya Pemprov DKI Jakarta tidak memiliki kewenangan untuk mengetes.
"Jadi kami itu, ambil sampel, sampelnya dikirim ke Kementerian Kesehatan. Karena lab kita, gak Litbangkes punya reagennya," katanya.
Saat itu, Labkesda Pemprov DKI Jakarta belum punya reagen khusus untuk memeriksa SARS COV2.
Baca Juga: Anies Baswedan Bagikan Potret Rumah Sakit hingga Ucapkan Alhamdulillah, Netizen Sumpahin Ini
Hanya laboratorium yang memiliki otoritas, yang mendapatkan Reagan tersebut.
"Nah reagennya itu hanya ada di Litbangkes. Sampelnya kami kirim, setiap hari kami kirim. Kirim lagi, kirim lagi. Semuanya dibilang negatif, negatif, negatif. Loh!,"ujarnya.
Dengan nada terdengar seperti merasa heran, menurut Anies, masa dari ratusan orang yang dikirim semuanya negatif," katanya.
Sampai kemudian pada 1 Maret 2020, dua kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Nah sampai waktu itu kami kirim surat ke Pak Menteri, minta izin untuk melakukan pengetesan," ucapnya.
Dengan reaksi seperti menahan kesal, Anies Baswedan mengungkap situasi yang mengkhawatirkan, karena virus tersebut sudah menjadi epidemi.
"Lalu kita melihat, di Korea seperti ini, di Italia seperti ini. Waktu itu ya. Kemudian di Iran, si Amerika, di Eropa," katanya.
Menurut dia, manusianya sama. Begitu juga dengan virus dan suhu tubuhnya juga sama.
Pada saat itu, Anies Baswedan sudah memprediksi kejadian tersebut bisa terjadi di Jakarta atau Indonesia.
"Masalahnya, karena kita tidak tahu, bukan berarti tidak ada," katanya dengan nada suara menekan.
Anies Baswedan terdengar seperti dipersulit, karena tidak juga diberi kewenangan.
Dia mengatakan, tantangan baru mendapatkan kewenangan sekitar April 2020.
Melihat kondisi seperti itu, khawatir khawatir akan meluas ke seluruh Indonesia.
"Mumpung ini masih di Jakarta, turup dulu. Supaya ini tidak menyebar kemana-mana," katanya.
Atas dasar itu, meminta agar dilakukan.***