Setelah diajukana ke pemerintah, pemeirntah memberikan kembali keapda BPK dan BPKP untuk kemudian menetapkan harga.
Menurutnya, tidak salah kalaau Menkes menyatakan menetapkan hasil audit BPK dan BPKP. “Problemnya, apakah BPK dan BPKP tahu harganya sekian di luar negeri ,” katanya bertanya.
Akhirnya, muncul harga PCR di India senilai Rp90 ribu. Mwski demikian, kita tidak bisa membandingkan karena tidak tahu apakah harga itu pakai subsisdi atau seperti apa.
“Jadi sebenarnya ini yang paling ruang permaiananya kecil lewat BUMN. Karene nanti diaudit, sekarang kan baru preaudit,” katanya.
Sementara, kata dia, semua tahu bawha PCR ini tidak ampai 10 perseen yang ditangani bumn. Sedangkan sisanya yang hampir 80 persen, dikendalikan swasta.
“Bayangkan, ini bisnis besar sekali. Kalau pemerintah terus mewajiban PCR bahwa bisnis ini untung bisa Rp 30-Rp 50 triliun,” ucapnya.
Baca Juga: Tarif Tes PCR di Bandara Soetta Tangerang Turun, Segini Nilainya
Said Didu mencontohkan temannya yang tinggal di Makassar sering jalan. Sepasang suami istri tersbeut, kata dia, sudah 50 kali PCR dengan ahrga Rp1,5 juta. Lalu bayangkan berpapa yang diambil dari keluarga itu.
“Semakin rakyat bergerak, semakin bisnis sini membesar dan memberikan keuntungan kepdada sesorang. Jadi jangan heran kalau ada yang mengatakan, pemilik PCR pertama dari keuntungannya sudah membeli pesawat pribadi,” ucapnya.***