Banyak Klinik Tutup jika PCR jadi Syarat Perjalanan, dr. Eva: Nakes Lebih Sibuk Urus Perjalanan Orang

- 5 November 2021, 13:31 WIB
dr. Eva Sri Diana mengungkap dampak jika PCR jadi syarat perjalanan.
dr. Eva Sri Diana mengungkap dampak jika PCR jadi syarat perjalanan. /Youtube Karni Ilyas Club

Untuk mesin yang bagus, memang hanya butuh waktu 1 jam. Akan tetapi, itu juga butuh waktu.

Dia mencontohkan penumpang pesawat harus PCR dulu, sementara kasus Covid-19 sudah melandai.

"Apalagi semua moda transportasi, terbayang repot," katanya.

Akhirnya, tenaga kesehatan ini bukan mengurus orang yang sakit. Namun sibuk ngurus orang-orang yang mau perjalanan.

Dengan tarif PCR diturunkan, kini bisa jadi bumerang karena dia banyak klinik yang membantu swab PCR dan mengirim hasilnya ke lab-lab besar.

"Itu biasanya untuk membantu masyarakat. Jadi dengan harga yang turun ini, klinik-klinik yang melakukan swab itu banyak tutup," katanya.

Nantinya pasien - pasien akan datang ke lab-lab besar. "Terbayang hanya untuk sebuah perjalanan, dan bukan untuk diagnostik," ucapnya.

Bukan mengobati orang yang sakit, tapi lab akan bertumpuk lagi sama melakukan hasil pemeriksaan.

Kalau bertumpuk-tumpuk, hasilnya akan lebih lama lagi. "Mungkin hampir sama waktu kita kasus wabah kemarin," katanya.

"Itu lab bisa sampai 3 hari, bisa sampai seminggu, atau bisa sepuluh hari. Apalagi di daerah susah," ujarnya.

Halaman:

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah