Untuk mesin yang bagus, memang hanya butuh waktu 1 jam. Akan tetapi, itu juga butuh waktu.
Dia mencontohkan penumpang pesawat harus PCR dulu, sementara kasus Covid-19 sudah melandai.
"Apalagi semua moda transportasi, terbayang repot," katanya.
Akhirnya, tenaga kesehatan ini bukan mengurus orang yang sakit. Namun sibuk ngurus orang-orang yang mau perjalanan.
Dengan tarif PCR diturunkan, kini bisa jadi bumerang karena dia banyak klinik yang membantu swab PCR dan mengirim hasilnya ke lab-lab besar.
"Itu biasanya untuk membantu masyarakat. Jadi dengan harga yang turun ini, klinik-klinik yang melakukan swab itu banyak tutup," katanya.
Nantinya pasien - pasien akan datang ke lab-lab besar. "Terbayang hanya untuk sebuah perjalanan, dan bukan untuk diagnostik," ucapnya.
Bukan mengobati orang yang sakit, tapi lab akan bertumpuk lagi sama melakukan hasil pemeriksaan.
Kalau bertumpuk-tumpuk, hasilnya akan lebih lama lagi. "Mungkin hampir sama waktu kita kasus wabah kemarin," katanya.
"Itu lab bisa sampai 3 hari, bisa sampai seminggu, atau bisa sepuluh hari. Apalagi di daerah susah," ujarnya.