KABAR BANTEN - Penurunan tarif PCR ternyata bisa jadi bumerang, yang dampaknya bisa membuat banyak klinik tutup.
Bukan hanya itu, nakes juga akan lebih sibuk mengurus perjalanan orang ketimbang melayani pasien jika PCR jadi syarat perjalanan.
Meski tarif PCR atau Polymerase Chain Reaction turun hingga Rp 275 ribu, namun dianggap masih terlalu mahal menurut dr. Eva Sri Diana.
Baca Juga: Syarat Perjalanan Dalam Negeri Terbaru: Transportasi Darat, Laut, Udara, Kereta Api
Dalam pandangan dr. Eva Sri Diana, tarif PCR tersebut bagi masyarakat sangat mahal di tengah kondisi ekonomi saat ini.
Seolah tega dengan kondisi masyarakat, dr. Eva Sri Diana mengungkap kondisi masyarakat yang kehilangan pekerjaan sehingga tarif PCR masih terlalu mahal dengan angka tersebut.
Bahkan menurut Ketua Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu itu, terlalu berlebih-lebihan untuk semua perjalanan harus dilakukan pemeriksaan PCR.
"Pertama biayanya, kedua tidak nyaman, ketiga itu sangat repot," kata dr. Eva Sri Diana di YouTube Karni Ilyas Club, pada Kamis, 4 November 2021.
Dia menjelaskan, pemeriksaan PCR itu butuh waktu beberapa jam. "Jika konvensional, mesin itu bisa sekali jalan dua hari," ucapnya.