Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada, ‘Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa’.
Artinya, Kamu Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Kamu Gajah Mada, Jika telah menundukkan seluruh Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa.
Baca Juga: Nusantara Resmi Jadi Nama Ibu Kota Baru Indonesia, Berhasil Singkirkan Lebih dari 80 Usulan Nama
Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.
Melihat dari sumpah tersebut, nama Nusantara berdasarkan sudut pandang Majapahit atau Jawa karena pada saat itu belum ada nama yang digunakan untuk menyebut seluruh kepulauan Indonesia.
Ki Hajar Dewantara juga pernah menghidupkan kembali nama Nusantara untuk mengganti sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie)
Namun pada tahun 1928 saat Sumpah Pemuda digunakan kata Indonesia dan Nusantara digunakan untuk penyebutkan kepulauan Indonesia.
Selain Ki Hajar Dewantara yang menggunakan nama Nusantara dan pada Sumpah Pemuda menggunakan nama Indonesia, berikut asal asul nama lain Indonesia yang tercatat dalam sejarah.
Baca Juga: Genjot Produk Lokal Nusantara, Puluhan Pelaku Usaha Tampil di Creative Culture Home