Puan Maharani Ajak Kaum Perempuan Majukan Bangsa, Ini Refleksi Seniman Muda di Hari Kartini

- 23 April 2022, 14:00 WIB
Ajakan Puan Maharani kepada kaum perempuan untuk memajukan pembangunan Indonesia direspon positif seniman muda.
Ajakan Puan Maharani kepada kaum perempuan untuk memajukan pembangunan Indonesia direspon positif seniman muda. /Instagram.com/@puanmaharaniri/

KABAR BANTEN - Hari Kartini 21 April 2022 membawa semangat baru, tidak hanya kalangan perempuan tetapi jugaa masyarakat secara umum. Dalam momentum Hari Karini, Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak para Kartini muda untuk bersama memajukan Indonesia.

Ajakan Puan Maharani ini mendapat respon positif dari seniman muda Alfiah Rahdini.

Alfiah sepakat dengan ajakan Puan Maharani agar kaum perempuan bersama-sama, bergotong royong memajukan pembangunan di Indonesia.

Baca Juga: Breaking News: Diserbu Truk Logistik, Pelabuhan Merak Banten Macet, Mengular Hingga Cikuasa Atas

Menurutnya, Hari Kartini sepantasnya menjadi momen refleksi bagi masyarakat Indonesia, tidak hanya perempuan.

“Dalam konteks apa pun, dari Ibu Puan sendiri atau dari beberapa aktivis yang telah menyuarakan kita untuk bergerak. Banyak yang telah mengobarkan semangat untuk kita perempuan maju. Saya sangat sepakat dengan ajakan itu,” ujar Rahdini Kamis 21 April 2022.

Menurut Rahdini, kondisi dunia saat ini memaksa setiap orang untuk bergerak, tanpa memandang jenis kelamin. Tidak hanya saat momentum Hari Kartini saja, para perempuan juga harus turut menyelesaikan masalah.

Baca Juga: Breaking News: Ribuan Truk Logistik Antre di Cikuasa Atas Pulomerak, Gimana Nasib Kendaraan Pribadi

“Tidak hanya saat Hari Kartini kita harus seperti tergerak. Kondisi sekarang ini memaksa kita untuk tetap bergerak, gak cuma terbatas laki-laki. Kita sebagai perempuan juga mau tak mau harus ikut terus bergerak untuk mengatasi berbagai masalah,” ujarnya menambahkan.

Terkait dengan ajakan untuk memajukan bangsa, Alfiah berefleksi. Ia menggarisbawahi kemajuan seperti apa yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia. Baginya, kemajuan terikat konteks.

“Memajukan memang harus menjadi refleksi kita juga. Kita harus melihat kembali juga bagaimana sebetulnya kemajuan dalam konteks Kartini. Bahwa kemajuan juga memiliki konteksnya,” tuturnya.

Baca Juga: Terserap Rp2,7 triliun, BI Banten Keluarkan Tunai Cadangan Penukaran Uang, Segini Besarannya

Dalam konteks seni, jumlah perempuan masih belum bisa dibilang seimbang dengan seniman laki-laki.

Dunia seni memang identik dengan laki-laki, terlebih dalam seni rupa patung. Seniman pematung perempuan masih terhitung sedikit.

“Kalau di pematung, tidak banyak juga yang perempuan, atau di seni rupa,” ucap seniman perempuan yang tercatat pernah memajang karya pada Koganecho Art Bazaar di Jepang itu.

Baca Juga: Puan Maharani Serap Masukan Implementasi UU TPKS, Ini Aspirasi Sejumlah Kelompok Perempuan

Meski demikian, ada dinamika di ruang publik terkait keterlibatan perempuan dalam dunia seni yang bias hadir dalam sosok seniman maupun ide gagasan tentang keperempuanan.

Hal itu membawa pada refleksi
Alfiah juga menilai Hari Kartini patutnya membawa pada refleksi terkait perempuan dalam dunia seni, baik dari kesenimanan atau pun kekaryaan.

“Refleksi apakah perempuan dalam konteks seni sudah terbebaskan? Baik seniman maupun kekaryaan,” ujaranya menandaskan.

Baca Juga: Puan Maharani Dukung Kejagung, Usut Tuntas Kasus Kelangkaan Minyak Goreng!

Alfiah tidak menampik adanya masyarakat yang mempunyai anggapan bahwa seni kurang menjanjikan bagi masa depan.

Keprofesian seni juga kerap dilihat sebelah mata. Padahal seni bisa memainkan peran penting dalam kehidupan manusia yakni sebagai pembangun jiwa dan rasa.

“Emansipasi yang dihadirkan oleh Kartini itu juga emansipasi rasa,” turur Alfiah.***

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah