Epidemiolog: Pelonggaran Penggunaan Masker Harus Tetap Diikuti Kewajiban Penerapan Prokes

- 19 Mei 2022, 19:30 WIB
Ilustrasi masker.
Ilustrasi masker. /pixabay/DaryaGribovskaya

KABAR BANTEN - Ketyua DPR RI Puan Maharani mengapresiasi kebijakan pemerintah dengan  pelonggaran penggunaan masker di tengah masyarakat.

Kebijakan tersebut membuat masyarakat kini bisa melepas maskernya jika berada di ruang terbuka. Namun di sisi lain, masyarakat juga harus  selalu waspada dan menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Juru bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan kebijakan pelonggaran penggunaan masker harus tetapi diikuti dengan kewajiban penerapan prokes.

“Meski sudah diumumkan pelonggaran itu maka tetap akan ada kewajiban-kewajiban yang harus kita pahami dan waspadai, pelonggaran itu diikuti dengan kewajiban.“ katanya Kamis 19 Mei 2022.

Baca Juga: Pemerintah Bolehkan Masyarakat Lepas Masker, Puan: Prokes Harus Jadi Patokan dalam Beraktivitas

Menurut dia, kewajibannya yang dimaksud aantara lain menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Pelonggaran boleh melepas masker hanya berlaku pada ruang terbuka yang tidak padat orang. Namun jika berada di ruang tertutup, transportasi publik, dan bagi yang sedang sakit juga golongan masyarakat rentan, masih perlu memakai masker.

Menurut Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menyoroti kebijakan bebas tes PCR maupun Antigen bagi pelancong dari dalam negeri. Menurut dia itu bahaya.

“Kalau untuk luar negeri kami masih sepakat untuk melakukan PCR terutama untuk negara-negara yang saat ini sedang mengalami peningkatan kasus,“ kata Masdalina, hari ini.

Baca Juga: Warga Kota Tangerang Mulai Lepas Masker di Luar Ruangan, Wali Kota Harap Masyarakat Bijak Tanggapi Aturan

Pembelajaran tatap muka

Sebelumnya, Puan juga menyampaikan bahwa pelonggaran prokes dinilai sesuai dengan kondisi yang semakin baik dan transisi dari pandemi ke endemi.

Puan juga menyampaikan, kondisi sekarang memungkinkan anak-anak dapat kembali melakukan pelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dengan tenang sehingga dapat meringankan beban anak dan orangtua yang sudah tahun terakhir menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ).

“Kita berharap agar pemulihan learning loss di kalangan pelajar dapat segera teratasi saat Indonesia sudah berada di masa endemi,” terang Puan.

Baca Juga: Tak Pakai Masker Mulai Diperbolehkan, Selama tidak Padat Orang, Kecuali Golongan Masyarakat Ini

Hal senada disampaikan pengamat pendidikan Doni Koesoema mengungkapkan kondisi pandemi yang semakin membaik itu berpengaruh pada pendidikan. Ia mengungkapkan pendidikan karakter akan sangat terbantu dengan adanya PTM.

"Dengan PTM, maka pembentukan karakter bisa lebih mudah terjadi. Dan kalau kita mengajar di kelas kan kita bisa langsung survei sekilas misal ada anak mengantuk, tapi kalau daring kan gak bisa," tegasnya.

Doni menilai PTM tidak hanya berkaitan dengan materi pembelajaran, tetapi juga menempatkan murid sebagai manusia seutuhnya. Dalam interaksi secara langsung, pelajar akan merasa lebih dimanusiakan dan dihargai.***

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x