Network
Baca Juga: Warga Karundang Kota Serang Banten Jalani Tradisi Dudus Setiap Rebo Wekasan
Tradisi adat Mandi Safar di Desa Air Hitam Laut, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Provinsi Jambi, telah menjadi perekat keberagaman hubungan antarsesama manusia.
“Tradisi Mandi Safar kita lestarikan, karena ini budaya di kampung kita yang bisa menjadi perekat sesama warga dengan mengikuti ritual adat Mandi Safar,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Wali Peetu Desa Air Hitam Laut, As'ad Arsyad, seperti dikutip Kabar Banten dari Antara, Rabu 21 September 2022.
Di Desa Air Hitam Laut, kata dia, Mandi Safar merupakan tradisi turun temurun warisan nenek moyang yang berasal dari warga Bugis atau Sulawesi Selatan yang telah dilakukan sejak dulu, dan hingga saat ini masih terjaga kelestariannya.
Ritual adat yang telah dilaksanakan secara turun temurun tersebut dipusatkan di Desa Air Hitam Laut Kecamatan Sadu, yang merupakan daerah pesisir timur Jambi yang memiliki kekayaan alam dan budaya.
Saat puncak tradisi adat Mandi Safar dilaksanakan, semua masyarakat tumpah ruah ke pesisir pantai untuk bersama-sama mandi untuk meminta pertolongan kepada yang maha kuasa agar terhindar dari segala bencana.
"Prosesi ritual adat di laut itu semua masyarakat yang datang boleh mandi, dan bila ada masyarakat tidak mau mandi dengan catatan apabila dibasahi oleh masyarakat, maka dia tidak boleh marah," ujar As'ad Arsyad.
Diketahui, masyarakat yang akan mengikuti prosesi ritual adat Mandi Safar, sebelum menyeburkan diri ke laut mereka telah membekali diri dengan daun yang diikat di kepala (lakilaki) dan diikat di lengan kanan bagi kamu perempuan.
Daun tersebut sebelumnya telah diberikan doa atau rajah oleh sesepuh atau alim ulama setempat di Masjid Pondok Pesantren Wali Peetu di Desa Air Hitam Laut.
Demikian informasi terkait tradisi Mandi Safar di Desa Air Hitam Laut, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Provinsi Jambi.***
