Wapres Dorong Kampus Terlibat Penurunan Stunting dan Penguatan Moderasi Beragama

- 15 Februari 2023, 20:02 WIB
Wapres KH Maruf Amin saat menerima kunjungan kepala Balitbang-Diklat dan sejumlah akademisi.
Wapres KH Maruf Amin saat menerima kunjungan kepala Balitbang-Diklat dan sejumlah akademisi. /Tangkapan layar/kemenag.go.id

KABAR BANTEN - Pentingnya Pemenuhan gizi seimbang pada anak untuk mencegah stunting. Stunting adalah merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami anak yang mengakibatkan keterlambatan yang tidak sesuai dengan standarnya.

Sehingga hal ini berdampak terhadap pertumbuhan anak, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh sebab itu Wakil Presiden (Wapres) KH Maruf Amin mendorong pelibatan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, untuk mempercepat penurunan stunting di Indonesia.

Wapres juga mendorong optimalisasi peran civitas akademika perguruan tinggi dalam penguatan moderasi beragama.

Dilansir Kabar Banten dari laman resmi kemenag.go.id, pesan ini disampaikan Wapres saat menerima audiensi Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno, Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta Widya Priyahita, dan akademisi Rizqon Halal Syah Aji serta Ifan Haryanto, di Rumah Dinas Wapres, Jalan Diponegoro No. 2 Jakarta Pusat, pada Senin 13 Februari 2023.

Dalam hal ini Wapres juga didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Masykuri Abdillah, serta Tim Ahli Wapres Farhat Brachma.

Menurut Wapres, pemerintah saat ini telah mengambil langkah cepat dalam penanganan stunting.

Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022 menyebutkan prevalensi stunting masih berada di angka 21,6 persen. Sementara Pemerintah menargetkan agar stunting turun 14% pada 2024.

“Untuk itu dibutuhkan kerja cepat, kerja cerdas, dan yang terpenting, kerja kolaborasi semua pihak, termasuk partisipasi aktif perguruan tinggi,” ungkap Wapres.

Terkait penguatan moderasi beragama, Wapres berharap perguruan tinggi dapat terus bersinergi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya.

Civitas akademika juga diminta memahami, mendalami serta mengimplementasikan nilai dan konsep moderasi beragama di lingkungan kampus.

“Konsep moderasi beragama sejalan juga dengan misi Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin, dan terkmaktub dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 143,” jelas Wapres.

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Suyitno menggarisbawahi pentingnya penguatan moderasi beragama di perguruan tinggi.

Tujuannya, agar pembelajaran dan praktik ajaran agama tidak terjebak secara eksklusif yang meniadakan wawasan kebangsaan.

Meskipun Islam mayoritas, pemerintah memfasilitasi kepentingan seluruh agama tanpa terkecuali. “Kenapa ini penting? Menurut saya moderasi beragama ini harus diperkuat lagi di kampus,” tegasnya.

Kaban pun memaparkan empat indikator dalam moderasi beragama yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya lokal.

“Komitmen kebangsaan termasuk cinta tanah air menjadi hal mendasar yang harus dimiliki akademisi agar dapat menyampaikan nilai nilai kebangsaan sesuai Pancasila,” imbuhnya.

“Kita juga harus mampu membuat mahasiswa menyadari kebhinekaan Indonesia. Yang harus kita tanamkan pada pemahaman mahasiswa, jangan sampai keberagaman menjadi sebab terpecahnya bangsa,” pungkas Julian.***

 

Editor: Kasiridho

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x