Sumur Tujuh Belas Kramatwatu, Spot Wisata Religi yang Sering Dikunjungi Pejabat hingga Politisi

17 Januari 2024, 12:59 WIB
Suasana Sumur Tujuh di Kramatwatu Serang Banten /Tangkapan Layar/Instagram @jelajah_serang

 

KABAR BANTEN – Sumur Tujuh Belas di Kramatwatu Serang Banten merupakan spot wisata religi.

Apalagi dekat Sumur Tujuh Belas di Kramatwatu Serang Banten tersebut terdapat tujuh makam keramat.

Sumur Tujuh Belas di Kramatwatu Serang Banten pun pada akhirnya kerap dikunjungi pejabat hingga politisi.

Sumur Tujuh Belas ini berlokasi di Kampung Pancuran Emas, Desa Lebakwana, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang Banten.

Sumur-sumur tersebut merupakan tempat pemandian, berisikan sumur-sumur berdiameter 1 meter dengan pohon-pohon rindang disekitar sumur.

Sementara di tujuh makam keramat, tercatat terdapat makam Makam Ratu Nyai Wana dan Syekh Pangeran Sebrang Kidul.

Kemudian Pangerang Antasangin, Buyut Kembar atau Hasn-Husen, Buyut Tunggal, Abah Syaki Al-Bantani, dan Buyut Raden Ireng.

"Jumlah sumurnya ada tujuh belas, namun tidak menumpuk di satu tempat," kata seorang kuncen Sumur Tujuh Belas, Luzaenin Zein.

Hampir setiap harinya, lokasi tersebut tidak pernah sepi dari pengunjung, pengunjungnya bahkan sudah datang dari mancanegara.

Biasanya, tempat tersebut akan ramai dikunjungi terutama pada Bulan Rajab, Reuwah, dan Mulud.

"Di bulan puasa ini sepi. Tapi kalau hari-hari biasa hampir setiap hari ada yang datang ke sini, terutama pada malam Jumat. Ada dari masyarakat biasa, pejabat, politisi, mereka datang dari Tangerang, Jakarta, Bali. Bahkan ada peziarah dari Singapura, Malaysia, hingga Abu Dhabi," ujarnya.

Mitosnya, Sumur Tujuh Belas ini mampu mengabulkan berbagai permintaan, karenanya banyak orang dengan hajat tertentu datang ke sumur ini.

"Ada yang datang ingin kaya, lalu anak sekolah yang mau menghadapi ujian, bahkan yang mau nyalon kepala desa. Tetapi saya bilang ini bukan tempat pesugihan,” tuturnya.

Tidak hanya itu, sebagaian kalangan juga mempercayai, bahwa tempat tersebut menjadi tempat berkumpulnya para wali.

"Mereka minta didoakan, dari pengakuan mereka ada yang terkabul ada juga yang tidak, karena hakikatnya yang menerima doa adalah Allah, jadi mintanya harus ke Allah," tuturnya.

Sebagai tempat keramat, ia berpesan mengajak seluruh pengunjung yang datang ke lokasi untuk menjaga tutur dengan bahasa sopan dan menjaga kebersihan.

"Ini harus dipatuhi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak dinginkan, seperti di tempat lainnya yah, masuk ke sini itu harus ada tata kramanya yah," katanya.***

 

Editor: Sigit Angki Nugraha

Tags

Terkini

Terpopuler