KABAR BANTEN - Ketan bintul merupakan makanan khas masyarakat Serang Provinsi Banten, kudapan ini selalu dicari saat bulan Ramadhan.
Dahulu ketan bintul menjadi menu yang sangat digemari oleh Sultan Maulana Hasanuddin dan terdapat kisah unik plus sentuhan terkait sejarah kudapan ini.
Penasaran dengan sejarah ketan bintul tersebut, baca artikel berikut sampai tuntas.
Dikutip Kabar Banten dari video youtube Channel Ayi Astaman, inilah keunikan dan sejarah ketan bintul makanan khas masyarakat Serang Banten:
Rasa Ketan Bintul
Ketan bintul terbuat dari beras ketan putih yang dimasak lalu dihaluskan hingga lembut.
Kudapan ini mempunyai rasa legit, tekstur kenyal dan ditaburi serundeng kelapa yang gurih.
Rasa legit dan gurihnya ketan bintul ini sangat disukai oleh Sultan Maulana Hasanudin.
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Inflasi di Kota Serang Naik menjadi 2,78 Persen
Sejarah Ketan Bintul
Ketan bintul sudah ada sejak abad ke - 16, kudapan ini menjadi menu yang sangat digemari oleh Sultan Maulana Hasanuddin.
Konon kudapan ini selalu dibawa dan dijadikan persediaan bekal perjalanan dan menu berbuka puasa oleh sang sultan.
Sering didapati juga sang sultan membagikan ketan bintul kepada warga dan prajurit yang sedang berbuka puasa.
Kudapan ini pun sering dijadikan menu untuk menjamu para bangsawan kerajaan yang berkunjung ke kesultanan.
Selain itu ketan bintul pun menjadi menu utama saat acara-acara penting di kesultanan.
Baca Juga: Tradisi Unik Menyambut Bulan Ramadhan di Indonesia, Mulai Meugang, Padusan Hingga Megibung
Kebiasaan Sultan Maulana Hasanudin Jadi Suri Tauladan
Kebiasaan Sultan Maulana Hasanudin mengonsumsi ketan bintul sebagai takjil atau menu berbuka puasa diteladani dan ditiru oleh masyarakat Serang Banten.
Rasa simpati terhadap sikap sang sultan yang mau ikhlas berbagi kepada siapa saja yang ditemui menjadi suri tauladan bagi masyarakat Serang Banten bahwa kudapan ini harus dilestarikan dan ditetapkan sebagai makanan khas.
Hilalnya Bulan Ramadhan
Di masyarakat Serang Banten, menjamurnya pedagang ketan bintul menjadi pertanda 'hilalnya bulan Ramadhan'.
Pada hari biasa pedagang ketan bintul sebenarnya masih bisa dijumpai di pasar-pasar tradisional namun jumlahnya tidak banyak seperti saat bulan Ramadhan.
Demikian keunikan dan sejarah ketan bintul makanan khas Serang Banten, semoga bisa menjadi inspirasi yang bermanfaat.***