Baca Juga: Berdayakan Warga, Unbaja Gelar Workshop Pengolahan Limbah Cangkang Melinjo
Tahap pertamanya membuat emping yang pastinya menyiapkan biji melinjo terlebih dahulu, yang sebelumnya dipisahkan dari cangkang biji atau tangkil.
Setelah terpisah dari kulit biji melinjo atau klut tangkil, biji tersebut disangrai (oseng-oseng) terlebih dahulu, diwajan yang berisi pasir.
Api untuk memasak biji melinjo tersebut juga bukan menggunakan kompor gas, melainkan dengan menggunakan hau (alat masak tradisional penghasil api terbuat dari tanah liat, berbahan bakar kayu).
Setelah biji melinjo tersebut panas, maka biji tersebut langsung ditutug (dipukul) menggunakan tutugan (batu khusus untuk memukul) biji emping hingga kulit biji terpisah dengan buah biji yang di dalamnya.
Ingat, biji melinjo yang ditutug (pukul) hari benar-benar dalam keadaan panas, karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap lebarnya emping.
Baca Juga: Ada Makanan hingga Paket Ibadah, Perusahaan Pembiayaan Ini Beri Bantuan untuk Anak-anak Indonesia
Dalam proses penutugan (pemukulan) sendiri, tidak sembarang menutug, terdapat teknik tersendiri hingga membuat biji melinjo tersebut menjadi emping yang benar-benar tipis.
Setelah menjadi emping yang benar-benar tipis, emping tersebut disusun satu per satu ke dalam wadah yang terbuat dari anyaman bambu atau kayu.
Emping yang sudah tersusun rapi tersebut, lalu segera di jemur di bawah sinar matahari terik hingga emping tersebut benar-benar kering dan keras.