Tempat Favorit Saat Imlek di Pecinan Glodok Jakarta Barat yang Bisa Dijadikan Destinasi Wisata

- 2 Februari 2024, 18:12 WIB
Pantjoran Chinatown PIK Jakarta, wisata kuliner ala pecinan yang cocok dikunjungi saat Rayakan Liburan Imlek/Tangkapan Layar/Instagram @pantjoranpik
Pantjoran Chinatown PIK Jakarta, wisata kuliner ala pecinan yang cocok dikunjungi saat Rayakan Liburan Imlek/Tangkapan Layar/Instagram @pantjoranpik /

KABAR BANTEN - Tahun Baru Imlek 2575 Khongsili tinggal menghitung hari.

Serba-serbi imleky pun sudah banyak terpampang baik di Jalan Raya, pusat perbelanjaan, restoran hingga perkantoran.

Selain itu hari libur Imlek tentunya dimanfaatkan oleh banyak orang untuk berwisata bersama keluarga.

Dan salah satu destinasi wisata yang cocok untuk menikmati libur Imlek adalah Pecinan atau Cina Town.

Baca Juga: Tempat Wisata Kayakas Crib And Camp, Hidden Gem di Sawarna Banten Rasa Bali

Seperti dikutip Kabar Banten dari kanal YouTube Life Experience Channel, berikut tempat wisata yang menarik saat Imlek di Jakarta Barat.

Pecinan yang selalu dipadati wisatawan yang ada di kawasan Glodok Tamansari Jakarta Barat, banyak spot menarik yang bisa dikunjungi.

Pada saat momen Tahun Baru Imlek tentunya banyak orang yang mengunjungi tempat ini.

Pancoran Chinatown Point

Jika ingin berlibur ke tempat yang unik dan menarik tak ada salahnya datang ke Pancoran Chinatown Point Jakarta Barat.

Pancoran Chinatown Point ini hadir dengan menyuguhkan tempat wisata khas Tiongkok.

Pancoran Chinatown merupakan sebuah tempat wisata strategis serta bersejarah yang resmi dibuka pada September 2018.

Tempat wisata ini hadir dengan gabungan bangunan perumahan desain klasik elegan, pusat perbelanjaan, City World dan apartemen bergaya Lingnan asli Tiongkok.

Dan yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke sini yaitu berbelanja dan berburu kuliner.

Anda bisa berbelanja barang-barang yang unik dan menarik khas Tionghoa di sini.

Adapun barang-barang yang ada di sini berupa barang lokal dan juga impor seperti obat-obatan dari Tiongkok, minuman, jamu, barang-barang elektronik, pakaian, makanan dan lainnya.

Sedangkan untuk berburu kuliner bisa mencoba aneka sajian kuliner yang ada di sini.

Untuk harga tiket masuk wisata ke pancaran Chinatown Point ini gratis alias tak perlu membayar biaya sama sekali.

Anda hanya perlu bayar tarif parkir kendaraan membeli makanan dan lainnya.

Gang Gloria

Kalau Anda mengaku pecinta kuliner wajib jelajahi kuliner legendaris di Gloria Glodok.

Di kawasan Pecinan, Glodok memang sudah terkenal dengan deretan kuliner khasnya yang unik lezat dan juga menarik.

Untuk mencoba mulai makanan peranakan Tionghoa, hingga kreasi makanan lezat lainnya yang dijamin bikin wisata menelusuri Glodok ini jadi makin berkesan.

Terdapat sebuah gang yang menyempil di antara kompleks rumah, toko dan pusat perbelanjaan pancaran Chinatown Point di kawasan Pecinan, Pancoran, Glodok.

Gang ini bernama Gang Gloria, di sepanjang jalan selebar 4 meter ini terselip sejumlah toko atau kedai kuliner legendaris.

Seperti Toko Kawi, Bakmi Amoy, Soto Betawi Nyonya Alung hingga kedai kopi Estaki.

Sebagai salah satu pojok kuliner Jakarta, Gang Gloria sedikitnya dihuni 38 lapak PKL.

Mereka menjajakan siomay Babi, Nasi campur, buah-buahan, mie campur dan kuliner peranakan lainnya.

Untuk popularitas Gang Gloria terangkat bersama kawasan Pancoran Glodok sejak awal abad ke-20.

Jadi kawasan ini sudah seabad menjadi surga kuliner warga Jakarta.

Jalan-jalan ke Hang Gloria ini bisa merasakan nuansa yang berbeda dibanding saat makan di restoran, yaitu suasana kampung yang guyub dan tidak mengenal perbedaan ras dan kelas bisa dirasakan di sini.

Gang Gloria juga disebut sebagai salah satu ruang publik yang inovatif, karena berhasil memanfaatkan ruang yang tak terlalu luas menjadi tempat warga melepas penat dengan menyantap berbagai ragam makanan.

Petak Enam

Petak Enam menjadi salah satu pilihan wisata menarik di kawasan desa wisata Pecinan Glodok yang mengandung banyak nilai dan daya tarik.

Ketika sampai di depan Petak Enam siap-siap merasa takjub dengan ornamen-ornamen bernuansa Tiongkok dengan lampion merah menyala di langit-langit, beberapa patung yang diletakkan di tengah seakan-akan menyambut Anda.

Dan tak lupa alunan lagu Mandarin yang semakin mendukung suasana.

Dibangunnya Petak Enam ini dikarenakan minimnya tempat bersantai dengan pendingin udara.

Rex Cokro Wibowo seorang creative director Petak Enam merevitalisasi gedung ini menjadi Petak Enam yang dikenal sekarang.

Alasan pemilihan nama Petak Enam juga bukan sembarang pilih.

Pemilihan nama Petak Enam erat kaitannya dengan Petak Sembilan. Kawasan yang persis berada di belakang Petak Enam.

Semakin masuk ke dalam Petak Enam ada banyak sekali kios makanan di sebelah kanan dan kiri dengan susunan meja dan kursi yang berkumpul di tengah, yang dipisahkan oleh air mancur kecil yang menyala.

Setidaknya ada lebih dari 30 tenan di kawasan ini, tidak hanya berjualan di kios-kios saja banyak juga pedagang lain yang menggelar jualannya di antara kios-kios ini.

Meskipun hampir 95% tenan di kawasan kuliner ini menjual makanan khas cina, ada juga beberapa makanan lokal lain mulai dari yang halal sampai yang non-halal.

Tenan-tenan yang cukup terkenal di sini misalnya country souen fruit and creamery soto betawi, pempek Airin, jamu, mie tektek dan masih banyak lagi.

Menu yang disediakan juga beragam, mulai dari makanan lokal, seperti tahu gejrot hingga makanan western seperti burger dan sandwich.

Harga makanan dan minuman di sini juga cukup terjangkau, mulai dari Rp5.000 hingga ratusan ribu.

Selain bisa membayar tunai tempat ini juga juga menyediakan pembayaran digital.

Anda juga bisa melihat ikon utama dari Petak Enam ini yaitu tangga Petak Enam.

Tangga besar yang didukung dengan langit-langit yang tinggi memberikan rasa megah ketika memandangnya, tentunya keunikan dan keindahan dari bangunan Petak Enam ini akan membuat Anda tertarik dan semakin ingin berlama-lama menghabiskan waktu di sini.

Petak Sembilan

Sekarang kita melipir ke Petak Sembilan yang juga cocok dikunjungi saat liburan Imlek.

Tempat ini seakan mengundang Anda untuk merasakan pesonanya yang kaya akan sejarah dan budaya Tionghoa.

Kawasan ini menawarkan lebih dari sekedar destinasi wisata biasa.

Nama Petak konon berasal dari Sembilan rumah yang dulu berdiri di sini.

Kawasan ini juga memiliki Vihara Dharmabakti, klenteng tertua di Jakarta dan dibangun pada tahun 1650.

Hal yang menarik perhatian dari Petak Sembilan Jakarta adalah nuansa tradisional Tiongkok yang kuat diperkaya oleh ornamen-ornamen berwarna merah yang memancarkan kehangatan dan keceriaan setiap sudutnya.

Keunikan ini semakin kental menjelang dan setelah hari besar keagamaan di mana kawasan ini dipenuhi dengan dekorasi merah lampion dan aksen tradisional yang menghadirkan atmosfer perayaan yang istimewa.

Suasana kental ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan, merasakan keanggunan budaya Tionghoa dan memperkaya penjelajahan di tengah gemerlapnya Jakarta.

Destinasi Petak Sembilan juga terkenal dengan pasar tradisionalnya, di mana ratusan kios menjual beragam barang kebutuhan sehari-hari, kuliner Tionghoa autentik, dan bahan obat tradisional Cina yang berhasiat.

Anda dapat mengeksplorasi tanpa biaya tiket masuk sambil mencicipi kuliner khas yang terkenal dengan suasana yang autentik, fasilitas yang lengkap dan kisah sejarah yang mendalam.

Pantjoran Tea House

Kedai ini merupakan salah satu destinasi kuliner andalan di daerah Glodok.

Bangunannya yang bersejarah, desain interiornya yang berkesan dan menu-menunya yang menggiurkan membuat Tea House di Jakarta ini sukses mencuri perhatian banyak orang.

Tidak heran kalau banyak influencer yang mengunjungi tempat ini dan mempromosikannya ke media sosial.

Anda pun tidak boleh ketinggalan serunya ngeteh di sini.

Apalagi kedai teh sekaligus restoran ini juga cocok dijadiin venue untuk merayakan momen istimewa, seperti ulang tahun dan Imlek tentunya.

Kedai ini menempati bangunan bekas Toko Obat Chung Hua yang merupakan Apotek tertua di Jakarta.

Setelah puluhan tahun terbengkalai, bangunan bersejarah ini direnovasi oleh Pemrov Jakarta dan kini dijadikan representasi kawasan Glodok.

Kedai ini tidak hanya sukses mencuri perhatian karena bangunannya yang penuh sejarah, tapi juga karena penataan ruang dan desain interiornya yang kental dengan suasana khas oriental di sini.

Anda bisa menemukan berbagai macam dekorasi yang menonjolkan nuansa pecinaan klasik dengan adanya lampion merah, lukisan-lukisan klasik dan jendela-jendela besar bergaya Tiongkok.

Tak heran kalau Pantjoran Tea House ini kerap dijadikan rekomendasi restoran untuk merayakan Imlek.

Hal menarik lainnya yang bisa Anda temukan di kedai hits ini adalah tradisi patekoan yang masih dipertahankan hingga saat ini.

Patekoan ini berasal dari dua karakter terpisah yaitu Pak yang berarti delapan, dan teko yang berarti teko.

Jadi secara harfiah kata patekoan ini memiliki arti delapan teko teh.

Di setiap meja di kedai teh ini dilengkapi dengan satu set peralatan Gong Funchal seni penyeduhan teh.

Hal ini jadi andalan kedai teh yang dilakukan untuk menyambut para bangsawan di era dinasti King di Tiongkok.

Pada saat ini tradisi menyuduh teh Gong Funchal ini dilakukan untuk menghormati tamu, menyatakan cinta, meminta maaf pada orang tua, ataupun sekedar untuk minum teh bersama keluarga.

Anda bisa merasakan pengalaman menyeduh teh sendiri nih atau bisa juga meminta bantuan tea asisten di sini.

Tersedia 25 jenis teh berkualitas yang bisa disesuaikan dengan selera, misalnya white Tea, Ulong Tea, Pure Tea, black tea, Green Tea, dan masih banyak lagi.

enggak hanya terkenal dengan tradisi minum tehnya kedai teh ini juga terkenal karena cita rasa masakannya yang enak dan otentik.

Gedung Candra Naya

Tempat wisata Candra Naya yang begitu bersejarah.

Candra Naya merupakan rumah bersejarah yang hingga saat ini masih berdiri dengan kokoh.

Dan arsitektur rumah dari Candra Naya begitu kental khas Tionghoa, lengkap dengan taman airnya.

Bangunan yang berdiri di antara gedung-gedung megah di Jakarta ini, dulunya rumah ini adalah kediaman Mayor Cina Kau Kim An, Pemimpin Masyarakat Tionghoa di era Pemerintahan Hindia Belanda.

Tidak jelas japan rumah ini dibangun, karena tidak ada petunjuk atau tahun Pemerintahan Kaisar Cina yang tertera.

Pada saat ini Candra Naya diakui sebagai cagar budaya dan bangunannya juga telah dilindungi oleh pemerintah.

Rumah kediaman ini bukan hanya sekedar kediaman keluarga Kau Kim An saja, tapi rumah ini bahkan merekam jejak sejarah Tionghoa di tanah air.

Kau Kim An merupakan menantu Po Keng Hak pendiri organ organisasi Tionghoa modern pertama Hindia Belanda sewaktu Indonesia dijajah oleh Jepang.

Kediaman ini sempat menjadi kantor Sing Ming Hui atau perkumpulan orang Tionghoa dengan tujuan sosial.

Perkumpulan inilah yang akhirnya mencetuskan berdirinya Universitas Taruma Negara.

Paska Kemerdekaan Republik Indonesia ada peraturan nasionalisasi nama, hal ini membuat Sing Ming Hui berubah namanya menjadi Candra Naya.

Dan dari situlah kemudian kediaman Kau Kim An ini berganti julukan dengan nama gedung Candra Naya di era modern.

Penggunaan gedung Candra Naya pun sempat berubah-ubah, beberapa penggunaan yang tercatat dalam sejarah di antaranya pernah menjadi lokasi kuliah mahasiswa Universitas Tarumanagara, penyelenggaraan Indonesia Open pertama lalu cagar alam Provinsi DKI Jakarta hingga saat ini.

Vihara Dharma Bakti

Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, klenteng atau Vihara menjadi tujuan bagi pengunjung banyak yang datang ke klenteng untuk bersembahyang.

Akan tetapi tak sedikit pula yang sengaja berkunjung untuk berwisata.

Di Jakarta ada vihara tertua yang dikenal dengan nama Vihara Dharma Bakti atau Kim Tekli.

Vihara ini dibangun pada 1650 oleh Letnan Tionghoa bernama Kuihon berlokasi di Jalan Kemenangan 3 Petak Sembilan.

Klenteng ini menawarkan keindahan dan kekayaan arsitektur khas Tionghoa yang dihias dengan warna-warna cerah, dengan dominasi warna merah dan kuning.

Pada saat menjelajah ke salah satu kuil dengan atmosfer paling indah ini, Anda akan menemukan dupa yang pekat dan asap lilin berhembus ke seluruh ruangan.

Anda dapat melihat patung dewa, beberapa kaligrafi yang indah, ukiran yang indah dan juga lukisan naga dan di luar bangunan utama lebih banyak patung berdiri di sayap samping.

Pada awalnya Vihara ini bernama Kwam Im, tapi pada tahun 1740 Vihara ini diyakini ikut terbakar dalam peristiwa pembantaian komunitas Tionghoa yang dikenal dengan sebutan Geger Pecinan.

Dan setelah peristiwa itu Vihara ini dibangun kembali pada tahun 1755 lalu, namanya diganti menjadi Kim Tekli arti nama ini secara harfiah adalah kebajikan emas.

Nama ini disematkan demi mengingatkan manusia supaya tidak cuma mementingkan kehidupan materialisme, tapi juga mengedepankan kebajikan antar sesama manusia.

Di vihara ini terdapat 27 patung dewa, salah satunya yang terkenal dan sudah ada sejak dulu adalah patung dewi Kwam Im.

Dan patung dewi ini termasuk yang berhasil diselamatkan ketika peristiwa pembakaran Geger Pecinan.

Dalam perkembangannya masyarakat sekitar mengenal tempat ini dengan sebutan klenteng petak Vihara yang berdiri di atas tanah seluas 3.000 m².

Tempat ini menjadi bagian dari kawasan cagar budaya Kota Tua dengan dijadikannya Glodok sebagai desa wisata dan sebagai pusat wisata sejarah Pecinan.

Vihara Dharma Bakti menjadi salah satu destinasi yang paling banyak dicari di sekitar kawasan Kota Tua.

Pada perayaan Imlek kerap dijadikan momen bagi wisatawan yang ingin berfoto di tengah semaraknya suasana Pecinan.

Baca Juga: Tempat Wisata di Bandung Terbaru Paling Cocok Dikunjungi Saat Musim Hujan Melanda

Itulah tempat wisata yang paling cocok dikunjungi saat liburan Imlek di Pecinan Glodok Jakarta Barat.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Life Experience Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah