Sejarah Rawa Dano Cagar Alam Cantik Dari Letusan Gunung Api Dano Purba

- 16 Maret 2024, 19:42 WIB
Potret Rawa Dano dari atas ketinggian/Tangkapan layar/Instagram @explorebanten
Potret Rawa Dano dari atas ketinggian/Tangkapan layar/Instagram @explorebanten /


Secara administratif, kawasan ini hampir keseluruhannya merupakan cagar alam yang telah lama ditetapkan sebagai cagar alam dan saat ini dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dibawah Kementerian Kehutanan (sekarang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan).


Sebagian lainnya di bagian selatan merupakan wilayah pusat kota Kecamatan Padarincang, pemukiman dan pesawahan, bahkan dalam kawasan cagar alam sendiri terdapat perkampungan cukup besar, termasuk wilayah Desa Cikedung, Kecamatan Mancak.


Kawasan ini juga ditunjang oleh daerah konservasi pegunungan, yaitu Cagar Alam Gunung Tukung-Gede, sehingga kelestarian lingkungannya lebih terjaga.


Fakta geologi menunjukkan bahwa batuan disekeliling Rawa Dano merupakan produk gunung api, baik berupa batuan hasil pembekuan dari lava, atau endapan batuan yang terlontar saat terjadinya erupsi gunung api seperti breksi gunung api, lapilli, tuf atau endapan lahar.

Sementara endapan di area Rawa Dano yang berupa hamparan rawa dan persawahan tersusun oleh kerikil, pasir, lempung dan lumpur yang bahannya juga merupakan hasil rombakan dari batuan gunung api.

Selain itu, sebagai bukti aktifitas gunung api yang secara umum dapat lebih dipahami adalah dengan keterdapatan beberapa sumber mata air panas di daerah Rawa Dano dan sekitarnya seperti di Desa Batukuwung, Desa Citasuk, Kecamatan Padarincang, juga di Desa Cikedung, Kecamatan Mancak.

Sumber-sumber mata air panas itu adalah bentuk manifestasi panas bumi yang berasal dari kegiatan magmatik di bawah permukaan, baik sebagai gunung api masih aktif maupun sedang dalam proses pembekuan magma yang berupa pelepasan panas ke permukaan dengan perantaraan siklus air meteorit atau air tanah.

Berdasarkan hasil penelitian para ahli geologi dapat disimpulkan bahwa batuan paling tua yang tersingkap di Kawasan Rawa Dano dan sekitarnya adalah batuan gunung api berumur akhir zaman Tersier hingga awal zaman Kuarter, pada kala Pliosen-Plistosen.

Batuan tertua ini dinamai sebagai Basal Batukuya-Anakanakan (QTvba) yang tersusun dari aliran lava basal (Rusmana dkk., 2001).

Batuan ini tersingkap di bagian barat Rawa Dano membentuk perbukitan rendah dengan puncak-puncaknya, yaitu G. Batukuya (245 m), G. Bentung (232 m) dan G. Anakanakan.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Mang Dhepi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x