Sejarah Rawa Dano Cagar Alam Cantik Dari Letusan Gunung Api Dano Purba

- 16 Maret 2024, 19:42 WIB
Potret Rawa Dano dari atas ketinggian/Tangkapan layar/Instagram @explorebanten
Potret Rawa Dano dari atas ketinggian/Tangkapan layar/Instagram @explorebanten /

Kemudian disusul oleh aktifitas gunung api yang semakin dominan di kawasan ini dengan hadirnya gunung api purba besar pada awal Kala Plistosen atau sekitar 2 juta tahun yang lalu, berpusat di Rawa Dano, sehingga mungkin bisa disebut sebagai Gunung Api Dano Purba.

Aktivitas gunung ini secara umum terbagi dalam dua periode letusan utama, yaitu periode Gunung api Dano Tua dan Gunung api Dano Muda.

Periode gunung api Dano Tua yang diduga terjadi pada awal Kala Pleistosen atau sekitar 2 juta tahun yl., saat ini menyisakan morfologi perbukitan memanjang dengan tepian membentuk gawir atau tebing terjal di bagian utara Rawa Dano.

Puncak-puncak gunungnya dinamai G. Galenggang (655 m) dan G. Sarengan (711 m), material penyusunnya disebut sebagai Batuan Gunungapi Galenggang-Sarengan (Qvgs) yang terdiri atas aliran lava basalt dan breksi gunung api (Rusmana, dkk.,2001).

Material yang terlontar saat erupsi G. Dano Tua disebut sebagai Tuf Banten Bawah (Qvlb) tersebar di sebelah barat dan baratdaya Rawa Dano. Litologi penyusunnya terdiri atas breksi tuf, breksi batuapung, tuf lapilli dan sedikit aglomerat (Rusmana dkk., 2001).

Sedangkan periode gunung api Dano Muda diperkirakan terjadi pada Pleistosen Tengah – Akhir atau sekitar 1 juta tahun yl., menyisakan morfologi pegunungan yang kini tersebar di sebelah baratlaut Rawa Dano dengan beberapa kerucut seperti G. Gede (774 m), G. Tukung (702 m) G. Pabeasan (588 m) dan beberapa puncak bukit lain dengan ketinggian 400 hingga 680 m.

Penamaan litologi untuk satuan ini disebut sebagai Batuan Gunungapi Gede-Pabeasan (Qvgp). Litologi penyusunnya berupa lava andesit-basalt dan breksi gunung api (Rusmana dkk., 2001).

Adapun material halus yang terlontar dari erupsi G. Dano Muda tersebar sangat luas menutupi sebagian besar wilayah Kabupaten Serang, Kota Cilegon bagian selatan dan bagian barat Kabupaten Tangerang.

Material ini disebut sebagai Tuf Banten Bagian Atas (Qvtb) ( S. Santosa, 1991; dalam Peta Geologi Lembar Anyer) atau Tuf Banten (Qpvb) (Rusmana, dkk, 1991, dalam Peta Geologi Lembar Serang), secara litologi, tuf Banten tersusun oleh tuf, tuf berbatu apung dan pasir tufan (Gambar 4).

Dalam peta geologi yang lebih rinci Lembar Padarincang-Anyer dengan skala 1 : 50.000 disebut sebagai Tuf Banten atas (Qvub) yang uraian litologinya tersusun dari tuf batuapung, tuf litik, tuf Kristal, tuf pasiran dan breksi batuapung, berlapis tebal sampai massif di bagian bawah dan berlapis baik dengan struktur silang siur di bagian atas (Rusmana dkk., 2001).

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Mang Dhepi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x