KABAR BANTEN - Sikap intoleransi ditengah masyarakat menjadi masalah serius, karena hal itu merupakan awal seseorang berubah menjadi pelaku tindak pidana terorisme.
Intoleransi terjadi akibat ketidaksukaan terhadap sesuatu atau kelompok, radikal intoleran tidak sejalan dengan nilai-nilai bangsa dan Pancasila.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Media Massa, Hukum dan Hubungan Masyarakat (Humas) Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Banten Sehabudin, saat memberikan materi Dialog kebangsaan dengan tema "Terorisme kini menyasar kawula muda" yang diselenggarakan Badan Esekutiif Mahasiswa (BEM) Universitas Banten Jaya (Unbaja), di Balairoom Teras Unbaja, Kamis 29 April 2021.
Baca Juga: Bandara jadi Potensi Ancaman Terorisme, Ini yang Dilakukan AP II dan BNPT
"Toleransi menjadi ancaman serius yang menjadi awal seserorang berubah menjadi pelaku tindakan terorisme," kata Sehabudin.
Ia mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan aksi teoris yang mengatasnamakan agama khususnya agama islam, seperti diketahui agama islam merupakan agama yang damai.
"Kami sangat prihatin dengan aksi teroris yang mengatasnamakan agama, khususnya agama islam," ujarnya.
Ia mengatakan, sikap toleransi harus ditumbuh kembangkan agar anak bisa menghargai perbedaan, dan menanamkan rasa cinta tanah air.
Baca Juga: Waspadai Aksi Terorisme Jelang Ramadan, HMI Badko Jabodetabeka-Banten Harap Polri Lakukan Hal Ini
"Kita harus menumbuhkembanhkan toleransi agar anak bisa menghargai perpebdaan dan menanamkan rasa cinta tanah air," katanya.
Sementara itu, Akademisi Unbaja Didi Sohidi mengatakan, pendidikan karakter penting diterapkan di perguruan tinggi hal itu dapat mencegah paham apapun dan dan menjaga diri sendiri untuk menilai sesuatu yang benar atau salah.
"Seharusnya perguruan tinggi bisa menerapkan pendidikan karakter, itu sangat penting untuk menjaga dirinya agar terjaga dari paham apapun," ujarnya.***